Siapkah Menghadapi Era New Normal?

Blog

 

Urbanwomen – Masih menjadi pertanyaan misterius hingga saat ini terkait menghadapi era new normal. Jika sebelumnya banyak Negara yang berbondong-bondong optimis akan berakhirnya wabah ini secara cepat, namun nampaknya optimis harus dikubur sementara waktu. Karena setidaknya kita harus mulai beradaptasi dengan era “new normal” untuk memulai berbenah menerima keadaan. Sulit? Iya, membutuhkan waktu yang lama? Sudah pasti.

Seperti yang kita tahu, Wuhan telah selesai mengkarantinakan diri, namun Indonesia baru mulai melakukannya saat ini. Bahkan Negara Eropa Barat dan Selandia Baru telah bertepuk tangan akan suksesnya penanganan virus ini, tetapi Afrika justru baru memulai pandemi. Dunia mulai memahami bahwa kita tidak bisa selamanya mengkarantina diri. Banyak Negara juga yang memiliki keterbatasan dalam menanggung sepenuhnya kehidupan masyarakat. Satu-satunya jalan menghadapi ketidakmampuan Negara dan kengeyelan masyarakat adalah dengan penyebaran vaksin secara merata, dimana saat ini vaksin sendiri belum benar-benar bisa disebarkan.

Keadaan tersebut dibaca oleh maskapai Amerika Serikat, JetBlue dimana telah membuka penerbangan sejak lama dan mulai 4 Mei 2020 lalu. JetBlue mewajibkan semua penumpang untuk menggunakan masker selama perjalanan sejak Check in hingga tiba di tujuan. Hal ini didukung oleh otoritas Amerika Serikat yang membagikan masker dan tisu secara masal. Kebijakan ini sendiri menyusul kebijakan sebelumnya dimana pramugari wajib menggunakan masker saat bekerja.

Di Indonesia sendiri pembukaan transportasi sejak 7 Mei kemarin, mendorong Indonesia untuk dapat beradaptasi dengan new normal. Penggunaan masker kemana pun, mencuci tangan, menjaga imunitas tubuh dan termasuk menjaga jarak dengan orang lain. Kedisiplinan bisa sangat menentukan kesehatan diri kita.

Kita tidak bisa lagi baper. Jika melihat orang hanya sepasang mata saja atau setelah menyentuh kita, mereka mencuci tangan. Bukan karena tak ingin kenal, menyembunyikan identitas, atau jijik bersentuhan, semua ini demi kesehatan kita bersama. Bahkan orang akan menghindari pertemuan secara langsung dna memilih untuk melakukan aktivitas online. Hal ini mungkin akan terjadi di ruang-ruang kelas, ruang diskusi, stadion olahraga bakan kehidupan sehari-hari.

Bagaimana dengan kita? Seiring berjalannya waktu kita akan semakin butuh pemahaman digital literasi yang lebih mumpuni sebelum semua beralih ke online. Online bisa saja lebih cepat dengan citizen journalism, tapi online juga bisa lebih jahat dengan ujaran kebencian dan manipulasi yang bisa jadi semakin sulit dibuktikan kebenarannya. Meskipun tak bisa check and recheck demi kesehatan, tapi kita perlu terbiasa untuk menolak informasi yang hanya dari satu sudut pandang. Sebelum ada perbandingan untuk menentukan kebenarannya, jangan mudah percaya demi kebaikan kita bersama.

Baca Juga: Saatnya Memacu Karir di Era New Normal Usai Karantina

Dengan adanya wacana dari kementrian perekonomian perihal new normal, apakah Urbanese siap menghadapi era new normal? Sebagai manusia biasa kita tidak pernah tahu takdir tuhan akan sebesar dan sedekat apapun yang akan datang kepada kita. Namun, dengan berdoa dan selalu patuh terhadap berbagai hal positif demi kebaikan bersama , adalah suatu langkah yang perlu kita lakukan bersama. Semoga sedikit informasi ini bisa menggugah kita semua untuk mendukung upaya pemerintah untuk bisa melakukan tahapan new normal, dan wabah pandemi ini segera berakhir sehingga kita benar-benar bisa kembali normal.

Baca Juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Menu