Bekerja cukup lama dan beberapa kali pindah tempat kerja membuatku merasa soal mencari uang itu tidak semudah yang dibayangkan. Lulus kuliah aku diterima di perusahaan media, mengawali karier sebagai jurnalis. Pekerjaan menjadi wartawan ternyata tidak semudah yang kubayangkan.
Aku jadi berpikir mencari uang itu tidak mudah. Maka aku pun menabung. Aku belajar menyisihkan uang dari gaji agar uang yang kudapatkan dengan susah payah itu tak terbuang begitu saja.
Beberapa kali aku lantas pindah tempat kerja. Sempat beberapa kali mendapat pekerjaan yang tempatnya jauh dari rumah, pulang ke rumah bisa sampai jam 10 malam. Meski begitu aku tetap memaksakan diri bekerja untuk bisa mengumpulkan uang. Aku jadi gemar menabung. Kalau uang sampai digunakan untuk hal yang tidak begitu penting rasanya sia-sia saja aku bekerja keras.
Setelah menikah aku dan suami masih sama-sama bekerja sambil kami mencoba untuk menjalankan usaha fotografi. Senin sampai Jumat hari kerja masing-masing, waktu weekend dipakai untuk menjalankan usaha.
Semula kami belum tahu uang yang kami tabung bersama untuk apa. Hanya disimpan saja, persiapan jika sewaktu-waktu datang hal tidak terduga. Suatu saat, karena kami sama-sama sibuk bekerja, akhirnya usaha fotografi itu terhenti sementara.
Jujur, saat itu aku bingung sekali memilih antara fokus bekerja di perusahaan atau hanya menjalankan usaha kami saja. Kebutuhan saat menikah semakin banyak, sementara kami tidak ingin terlalu sering menggunakan uang tabungan.
Sampai akhirnya kami memutuskan berhenti dari pekerjaan kami. Tapi sebelum itu aku ikut mendaftar CPNS. Hasilnya nihil. Aku tidak lulus tes. Kami berdua lantas memutuskan untuk fokus menjalankan usaha fotografi agar tetap mendapatkan pemasukan harian dan uang tabungan terselamatkan.
Kami juga sepakat untuk membeli mobil guna mendukung usaha motret itu. Peralatan fotografi yang dibawa untuk memotret cukup banyak, perlu mobil. Kami pun mengambil sebagian uang tabungan.
Memang sempat ada rasa ragu, apakah benar keputusan itu bermanfaat bagi kami. Tapi, ah, sudahlah. Membeli mobil adalah jalan terakhir, agar kami tetap bisa mendapatkan pemasukan harian. Uang pun terpakai, dan kami tetap harus bekerja keras menjalankan usaha untuk menabung kembali.
Aku selalu tanamkan pada diri sendiri dan suamiku agar kami tetap menabung. Gunanya, tak hanya bisa dipakai ketika urgen saja. Saatnya kita ingin memulai hidup baru, ingin menjalankan usaha sendiri, tak perlulah meminjam uang ke siapapun. Manfaatkan saja uang yang kita sudah sisihkan.
Sampai sekarang aku dan suami tetap memutuskan untuk menjalankan usaha fotografi. Bersyukur juga karena kemudian ada perusahaan cukup besar yang menghubungiku untuk bergabung. Tawarannya cukup besar. Peluang bagus agar aku bisa “melunasi” uang yang telah terambil dari tabungan kami.
Aku kembali bekerja kantoran dan suamiku tetap menjalankan usaha motret. Uang tabungan mulai kembali terkumpul. Bila ada lebihnya aku dan suamiku berencana membuka usaha lain.
Jadi, gunakan uang dengan bijak ya. Pakailah seperlunya, jangan sampai uang yang dikumpulkan dari kerja keras terbuang sia-sia begitu saja. Penting juga membicarakan masalah keuangan dengan pasangan.
Lebih bagus lagi kalau itu didiskusikan sebelum menikah. Kita bisa tahu bagaimana cara pasangan mengatur keuangan, pun sebaliknya. Tak masalah jika uang yang kita tabung dipakai dulu, asalkan nanti tetap dikumpulkan kembali. Itu lebih baik daripada harus meminjam ke orang lain, bukan? (*)