Aku-Rela-Banyak-Berkorban-Demi-Membantunya-Move-On-dari-Masa-Lalu-yang-Sulit-Dilupakan

Aku Rela Banyak Berkorban Demi Membantunya Move On dari Masa Lalu yang Sulit Dilupakan

Kisah Utama

UrbanWomen – Aku Caca, 25 tahun, karyawan swasta, di Jawa. Menjalani hubungan dengan seseorang yang belum move on dari mantannya memang sulit. Aku menyalahkan diri sendiri karena berusaha untuk mengubahnya, melakukan berbagai cara supaya dia bisa melupakan mantannya. Aku berpacaran dengannya selama 2 tahun. Sebelum kami berpacaran, memang dia sempat bercerita jika dia pernah memiliki hubungan dengan mantan pacarnya selama 7 tahun.

Dia merasa tersiksa karena terus mengingat momen dengan mantannya itu saat waktu bersama. Tapi dia berusaha untuk membuka hati, mencari pengganti wanita tersebut supaya bisa move on. Dia merasa nyaman denganku, katanya, aku adalah seorang pendengar yang baik. Akhirnya putuskan untuk pacaran saja. Aku yakin bisa mengubahnya, membantu dia supaya bisa segera melupakan mantannya itu. Ya, di sinilah mulanya aku mengorbankan diri sendiri demi mengubah orang yang belum bisa lepas dari masa lalunya.

Dia memberitahu, bahwa dulu mantannya selalu membawakan dia makanan. Inilah yang menjadi salah satu alasan kenapa dia sulit move on. Karena dia bercerita seperti itu, jelas saja aku ingin membuktikan bahwa aku juga bisa melakukannya, bahkan lebih. Hampir setiap hari aku memasakkan bekal untuknya sebelum berangkat kerja. Aku juga selalu izin padanya tiap ingin bepergian. Aku menuruti peraturan yang dia buat untuk tidak lagi berhubungan dengan teman laki-laki yang akrab denganku. Dulu, mantannya selalu menuruti kemauannya seperti ini.

Jelas saja, aku ingin membuktikan bahwa aku juga bisa melakukannya. Karena berusaha untuk “menyelamatkan” dia dari bayangan masa lalunya, aku semakin melakukan banyak pengorbanan untuknya. Seperti sering memberikannya uang tanpa dia minta. Ini salah satu kebodohannya. Aku melakukan ini untuk membantunya keluar dari masa lalu.

Dia mulai berubah, terlihat seperti sudah melupakan mantannya. Dia tak pernah lagi membicarakan mantannya tersebut. Aku merasa bangga karena bisa mengubahnya. Karena aku selalu menuruti dan memberikan apa yang dia mau, perlahan sikapnya padaku juga mulai berubah. Sikapnya yang tadinya cuek, menjadi lebih perhatian. Tapi ternyata, ini hanya bertahan sementara saja.

Semakin lama, aku merasa ada beberapa sikapnya yang aneh. Seperti ada yang disembunyikan dariku. Dia kembali membicarakan mantannya itu. Dari sini, aku mulai merasa bahwa apa yang telah aku korbankan demi menyelamatkan dia dari kenangan masa lalu, menjadi sia-sia. Diam-diam aku menyelidiki, apa yang sedang dia lakukan di belakangku.

Sempat merasa curiga, apakah dia ingin balikan dengan mantan pacarnya yang tujuh tahun itu. Tapi ku tepis pikiran buruk ini, dan yakin bahwa aku sudah bisa membuat dia berubah dan melupakan masa lalunya. Bodohnya aku melakukan hal ini dan menganggap semuanya baik-baik saja. Sampai suatu saat, waktu aku sedang bepergian dengannya dia menerima telepon dari seorang wanita, namun dia tidak mengangkat telepon itu. Dari sini aku mulai curiga.

Diam-diam aku mengecek ponselnya dan benar saja, ternyata dia dan mantannya itu sudah kembali. Dia mengaku tidak memiliki pacar. Kesabaranku mulai habis, dan aku mulai mengasihani diri sendiri yang sudah banyak berkorban dan berakhir dengan sia-sia. Dia berterus terang bahwa memang benar dia sudah balikan dengan pacarnya itu. Dia memutuskanku. Aku sangat marah dan tidak terima. Tapi akhirnya aku menyadari bahwa memang ini sudah jalan terbaik. Tuhan mungkin sedang menyelamatkanku dari laki-laki yang tidak baik.

Baca Juga: Sering Scroll Sosmed Sampai Lupa Waktu? Kamu Butuh Social Media Detox Tuh!

Aku tidak lagi berkomunikasi dengannya. Semua sosial medianya aku blokir. Hingga kini, aku tak mau lagi terlalu banyak berkorban demi seseorang yang belum bisa melupakan masa lalunya.

Kita tidak bisa memaksa orang lain untuk melupakan masa lalunya secepat mungkin. Apalagi, hubungan tersebut sudah terjalin sangat lama. Lebih baik, pastikan terlebih dahulu apakah dia sudah berdamai dengan masa lalunya itu atau belum. Jika belum, tidak ada salahnya jika kamu memilih untuk mundur.

Sumber: Caca, 25 tahun, nama disamarkan, di Jawa

Baca Juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Menu