Asah Kemampuan Hadapi Tantangan untuk Berkembang di Negeri Orang

Asah Kemampuan Hadapi Tantangan untuk Berkembang di Negeri Orang

Kisah Utama

Urbanwomen – Saat ini aku berusia 44 tahun, ibu rumah tangga dari 3 anak, tinggal di Jerman. Sebelum pindah ke Jerman aku bekerja sebagai sekretaris di salah satu bank BUMN di Jakarta.  Setelah menikah memutuskan berhenti kerja dan pindah ke luar negeri. Tinggal di negeri orang dan jauh dari orangtua tidaklah mudah, belum lagi budaya yang berbeda membuat aku sempat kesulitan menyesuaikan diri. Ya, mau tidak mau harus beradaptasi lagi, seperti memulai kehidupan baru.

Banyak tantangan ketika aku tinggal di Jerman. Seperti, jika biasanya di Indonesia biaya untuk menyewa asisten rumah tangga tidak begitu mahal, di Jerman justru mahal sekali karena dihitung per jamnya. Di sinilah aku dituntut untuk mengurus rumah sendiri. Tidak seperti ketika di Indonesia, semuanya serba praktis karena sudah ada asisten rumah tangga. Jika di Indonesia pada umumnya suami hanya mencari nafkah dan tidak melakukan pekerjaan rumah, di Jerman justru keduanya harus membagi tugas untuk membersihkan rumah meski suami bekerja.

Selain itu, mengenai makanan. Jika menginginkan makanan Indonesia, harus masak sendiri karena di daerah tempat tinggalku tidak ada yang menjual makanan Indonesia. Tapi justru karena ini, aku menjadi giat untuk belajar masak masakan Indonesia sendiri dan juga belajar resep makanan Jerman. Mencoba resep baru yang bisa aku pelajari dari YouTube. Setiap hari aku mulai rutin belajar masak. Ini menjadi hobi baru yang menyenangkan.

Negara Jerman memiliki aturan yang mengharuskan orang yang berasal dari luar negeri, baik untuk sementara maupun permanen untuk kursus bahasa Jerman. Biayanya bisa disesuaikan dengan penghasilan masing-masing imigran, bahkan digratiskan jika memang ekonominya menengah ke bawah. Aku bersemangat sekali, karena di sini aku bisa belajar bahasa dan bertemu dengan imigran lainnya dari berbagai negara. Dari sinilah aku mulai belajar mengembangkan diri. Banyak berbagi cerita dengan teman-teman baru dari negara lain. Aku jadi tahu budaya dari beberapa negara, tentu menambah wawasan. Meski ada kesulitan dalam berkomunikasi, tapi disitulah tantangannya, membuatku terus mengasah kemampuan berbahasa. Aku juga mengikuti pertemuan komunitas perempuan, 2 kali dalam sebulan, yang latar belakangnya berasal dari berbagai macam negara. Kegiatannya sangat bermacam-macam, mulai dari sekadar ngobrol bareng hingga membuat kerajinan tangan. Aku bisa mempelajari hal baru dari sini sekaligus menambah relasi.

Di Indonesia, aku sempat memiliki bisnis online menjual produk tas yang sudah cukup banyak peminatnya. Sempat berhenti sementara ketika aku pindah. Akhirnya, aku putuskan untuk melanjutkan bisnis online yang sudah lama kurintis ketika sedang sibuk kursus bahasa Jerman. Mengurus rumah tangga, kursus dan bisnis online. Seringkali aku menghabiskan waktu hingga larut malam saat menjalankan kembali bisnisku. Tak berhenti sampai di situ, aku juga mencoba untuk membuat channel YouTube InLine by Rachmasari, kontennya membahas tentang produk tas yang aku jual. Cara ini aku juga lakukan untuk mempromosikan produkku. 

Bisnisku semakin berkembang pesat. Saat ini aku sedang mengurusi perizinan untuk mendirikan perusahaan. Rencananya, aku ingin membantu para UMKM di Indonesia dalam memasarkan beberapa produk mereka seperti tas, sandal, baju, perhiasan, dan alat dekorasi rumah melalui berjualan online

Baca Juga: Belajar Bisa Dimana Saja dengan Youtube Channel Ini

Dengan semua kegiatan yang aku lakukan, aku mencoba membuktikan kepada mereka jika ibu rumah tangga juga bisa berkembang. Melakukan berbagai hal yang bisa mengasah kemampuan. Bagiku mengembangkan diri bisa dilakukan seumur hidup. Meski menjadi ibu rumah tangga, masih banyak hal positif sekaligus menambah pendapatan yang bisa dilakukan. Dan tak melulu soal uang, ada kesenangan tersendiri ketika aku melakukan berbagai kegiatan saat ini. Pada akhirnya, semua yang aku lakukan untuk kebaikan diri sendiri dan ada kepuasan ketika melakukannya. 

Sumber: Henny, 44 Tahun, di Jerman

Baca Juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Menu