Urbanwomen – Namaku Lina, 25 tahun. Aku aktif, suka melakukan banyak kegiatan. Terlebih, beberapa kali aku bekerja di perusahaan agency. Bekerja di tempat yang berbeda membuatku memiliki banyak pengalaman, ilmu, dan teman baru. Meski sudah menikah aku tetap ingin bekerja dan terus belajar banyak hal.
Ini pengalamanku pada suatu masa aku bekerja di salah satu perusahaan itu. Sebagai karyawan aku bekerja semaksimal mungkin untuk perusahaan. Bahkan seringkali lembur sampai beberapa kali jatuh sakit. Ketika sudah kelelahan aku terus memaksakan diri meski fisik sebenarnya ingin istirahat. Sampai suatu saat aku jatuh pingsan di kantor dan harus dibawa ke UGD. Kurasa aku perlu beristirahat cukup. Setidaknya waktu libur beberapa hari agar pikiran dan fisik lebih relaks. Tapi, ketika sedang sakit bahkan perusahaan tahu keadaanku, aku tetap disuruh masuk kantor. Perusahaan tak peduli pada kesehatanku. Aku kerja sampai lembur sementara imbalan gaji tidak sesuai pula.
Ketika itu aku sadar, seharusnya aku lebih menyayangi dan memperhatikan kondisi diri sendiri. Aku dituntut deadline pekerjaan, membuatku stres dan sangat lelah. Ya, akhirnya aku memutuskan untuk resign. Beberapa temanku minta agar aku tidak mundur karena aku belum mendapatkan pekerjaan baru. Kujelaskan kepada mereka bahwa aku harus memikirkan diriku. Ketika kita sudah tidak nyaman di pekerjaan, lingkungan kerja, untuk apa menunggu lama sampai mendapat pekerjaan baru?
Ya, sebenarnya tak hanya karena pekerjaan, lingkungan yang toxic juga menjadi alasanku. Ada orang dalam timku yang menjadi “anak emas” pimpinan. Aku sudah sering dia jadikan kambing hitam atas kesalahan-kesalahan yang dilakukannya. Aku tidak peduli omongan teman-teman yang mencegahku. Tekadku sudah bulat. Tak lama setelah bekerja di tempat baru yang jauh lebih nyaman aku mendapat informasi dari teman kerja lamaku bahwa mantan bosku baru menyadari kesalahannya terlalu memercayai “anak emasnya”. Aku diminta kembali bergabung di perusahaannya, namun aku menolak dan memutuskan untuk fokus pada pekerjaan baruku yang jauh lebih baik.
Baca Juga: Ini 6 Cara untuk Berhenti Memikirkan Mantan dan Sembuhkan Hatimu
Kita tak perlu mencari perhatian kepada atasan. Jika kita bekerja dengan baik, nanti hasilnya akan terlihat. Kini aku sangat menikmati pekerjaanku di sebuah digital agency. Meski beberapa kali juga harus lembur tapi aku nyaman-nyaman saja. Ya, diri kitalah yang tahu batasannya ketika sudah merasa lelah dan tak sanggup lagi. Bukan orang lain. Jangan paksakan diri. Kasihan diri ini jika terus-menerus mengikuti kemauan orang lain yang tidak ada habisnya.