Urbanwomen – Aku lama bersahabat dengan seorang laki-laki sejak sekolah, dia adik kelasku. Hobi kami sama. Dia sering menceritakan masalahnya, demikian pula aku. Rumah kami juga berdekatan. Semua kami ceritakan, termasuk hal pribadi seperti masalah percintaan. Dia sangat baik dan pendengar yang baik juga. Walaupun terkadang tidak bisa memberi solusi, dia bisa menenangkan ketika aku sedang ada masalah. Aku merasa sangat nyaman bersamanya.
Dia sudah kuanggap sebagai keluarga, kami saling mendukung. Sudah punya pacar pun dia tidak berubah, tetap baik dan perhatian. Bedanya hanya tentang waktu saja. Biasanya hampir setiap hari kami bersama, tapi sejak punya pacar me time-nya tentu berbeda. Aku sangat memahami. Aku tidak boleh egois, tak bisa selalu menuntutnya untuk selalu bersamaku.
Sayangnya pacarnya cemburu. Aku sempat merasa bersalah, tapi biar bagaimanapun kami sudah bersahabat sejak lama. Dia juga mengenalkanku pada pacarnya agar tidak ada salah paham. Entah kenapa, aku sendiri tidak pernah merasa cemburu. Kuanggap sahabatku ini sebagai saudara saja, tidak lebih. Aku berusaha mengurangi komunikasi agar kami sama-sama nyaman.
Baca Juga: 4 Film Ini Cocok Banget Buat Kamu yang Lagi Kejebak Friendzone
aku mengerti dan paham aku tidak bisa melarangnya berpacaran, dia pun begitu. Tidak boleh ada saling melarang dalam urusan percintaan, kecuali memang salah satu di antara kami terjebak dalam hubungan toxic. Itupun hanya sebatas masukan. Aku tidak boleh banyak mengatur, dia pun demikian. Harus menghargai perasaan pasangan masing-masing. Aku tidak boleh terlalu bergantung padanya. Meski sangat dekat, jika memang dia sibuk dengan urusannya, aku tidak masalah jika harus sendiri.
Pertemanan dengan lawan jenis memang sering berujung cinta, karena terkadang bedanya tipis antara sahabat dengan pacar. Tapi bukan berarti karena punya sahabat lawan jenis, kita menjadi lupa mencari pasangan dan malah tergantung pada sahabat. Kita harus bisa memposisikan diri ketika sudah memiliki pasangan, tak bisa lagi memberi perhatian penuh pada sahabat lawan jenis.
Sumber: Fani, 20 tahun, nama disamarkan, di Jakarta