Sebenarnya sewaktu diminta Work From Home saya merasa malas. Saya senang bertemu kolega-kolega. Kseharian saya termasuk bertemu dan berbicara dengan mereka, dalam konteks kerja maupun tidak. Tapi sebagai pimpinan di kantor saya menyadari saya harus mencontohkan imbauan dan aturan yang saya buat di kantor.
Maka di hari Rabu beberapa minggu lalu saya sengaja tidak ke kantor dan mencoba WFH. Di sana-sini sedikit canggung, tapi dengan notifikasi yang dibuat beberapa jam sebelumnya semua anak buah dapat memahami dan bisa mengikuti ritme kerja saya walaupun saya tidak di kantor. Wah, senang juga! Lalu esoknya satu per satu anak buah mempraktekkan WFH. Saya pun jadi terbiasa dengan WFH.
Walau merasa kangen pada rekan-rekan kerja saya juga mulai merasa senang bekerja dari rumah. Kenapa begitu?
1. Saya sekarang bisa berjemur matahari pagi.
Saya punya masalah pengeroposan tulang dan salah satu kebutuhan untuk memperbaikinya adalah sinar matahari. Sekarang setiap hari saya bisa berjemur sebelum kantor mulai. Waktu yang bisanya terpakai di jalan dan siap-siap sekarang bisa dimanfaatkan untuk berjemur.
2. Saya lebih awas terhadap hal-hal yang perlu diperbaiki di apartemen saya.
Dan ternyata banyak juga. Contohnya: Selama ini gudang adalah salah satu tempat yang tidak saya perhatikan. Kali ini gudang saya buka, saya bersihkan jamur yang tumbuh. Saya buka jendela serta kerai sehingga udara dan sinar matahari dapat masuk. Ruangan jadi tidak terlalu bau lembab dan bau kamar tua.
3. Saya merasa sangat efisien dalam pemakaian waktu.
Jarak dari ‘kantor’ ke ‘gym’ dan ke ‘rumah’ jadi dekat sekali, hanya beberapa langkah kaki. Jadi mungkin dari 8 kegiatan yang biasa saya lakukan sekarang bisa saya tambah menjadi 10-12 karena waktu yang habis di jalan dapat langsung digunakan untuk aktivitas lain.
4. Saya bisa berolahraga reguler tanpa paksaan atau ngedumel.
Saya sering bersungut-sungut sebelum berolahraga karena selalu merasa persiapannya banyak, belum lagi macetnya, atau lupa bawa pakaian atau alat-alat lain. Mandi pun terasa canggung. Karena sekarang bisa berolahraga di rumah sepertinya tidak ada beban mental (bisa dilakukan kapan saja, dengan baju apa saja, dan pastinya tidak harus menembus macet). Jadi sekarang saya bisa berolahraga setiap hari selama setengah jam, sekaligus berbeda-beda jenis olahraga karena banyak gym menawarkan program olahraga online secara gratis.
5. Saya merasa lebih dekat dengan teman.
Biasanya saya hanya menyapa teman-teman melalui WA. Sekarang, kalau kangen, kami langsung meeting secara virtual. Jadi merasa lebih dekat, dan lebih kenal satu sama lain..Karena meeting berlangsung lama kami jadi tahu hal-hal kecil tentang masing-masing, seperti: senang melakukan apa saat mengobrol, rumah seperti apa, pernak-pernik di meja yang terlihat di layar, dan lain sebagainya.
6. Saya makan lebih sehat.
Sebelum WFH saya banyak sekali minum kopi dan teh. Sekarang saya banyak minum jus buah. Selain karena mau menjaga imunitas dan kesehatan, beli jus di apartemen saya mudah karena ada pasar swalayan di sebelah apartemen. Lemari es saya juga besar, saya bisa beli beberapa karton jus untuk persediaan. Sebetulnya saya suka jus, cuma selama ini merasa repot kalau harus bawa jus ke kantor.
7. Saya lebih rajin masak dan belanja ke pasar swalayan.
Sebelum WFH saya selalu makan di luar karena sering sekali merasa terburu-buru. Nah, mungkin karena ada pasar swalayan dekat tempat tinggal saya bisa mudah belanja dan… masak. Lagipula makanan bikinan rumah sendiri adalah makanan yang paling sehat dan bersih. Dan ternyata masak harian itu tidak susah-susah amat. Yang penting selera kita juga tidak berlebihan.
8. Rumah terang dengan udara segar.
Jujur tidak tahu kenapa sejak WFH saya senang buka korden selebar-lebarnya sampai lapisan kain vitrage. Saya juga buka-buka jendela. Mungkin karena saya pernah membaca artikel yang menunjukkan bahwa udara luar sebenarnya lebih baik bagi tubuh kita dibanding AC. Mungkin juga karena lapangan golf sebelah apartemen saya sekarang kosong! Kantor saya juga tidak berjendela, jadi harus selalu setel AC. Pulang kerja pun biasanya saya sudah capek, hanya mau makan dan istirahat.
Wabah Covid19 ini memang mengerikan, tapi saya sebagai salah satu warga yang patuh WFH merasa bersyukur. Selain menjadi sehat, saya masih aman dari Covid19, banyak juga pola hidup yang berubah. Alhasil secara fisik, mental, dan emosi saya juga membaik. Malah saya pikir, kelak kalau wabah ini selesai, banyak hal yang saya lakukan sekarang tetap akan saya pertahankan, termasuk WFH. (*)