Eiffel I’m In Love!

Eiffel I’m In Love!

Perempuan & Karir

Ini bukan cerita romansa dua anak muda yang sedang dimabuk cinta. Tapi ini soal kumpulan dari penggalan harapan yang berhasil menemukan pola kebahagiaannya sendiri. Ya, hidupku adalah potongan puzzle yang harus dipecahkan dengan segala teka-tekinya. Layaknya mimpi, pilihannya hanya dua, tidur untuk melanjutkan mimpi, atau bangun untuk mewujudkan mimpi.

Siapa yang tidak mendambakan Paris?

Kota dengan sejuta pesonanya yang membuat siapapun ingin menikmati Paris. Bahkan beberapa orang egois ingin memilikinya sendirian. Paris seakan memiliki kekuatan magis untuk membuat siapapun yang datang ingin tinggal dan menetap, bukan hanya singgah. Seakan tersihir, aku pun mendambakan Paris, sejak lama.

Menyandang status sebagai mahasiswa Sejarah di salah satu perguruan tinggi negeri di Yogyakarta pada tahun 2008 adalah langkah awal yang aku pilih. Aku adalah salah satu wisudawan dengan nilai terbaik dan lulus tepat waktu. Tak tanggung-tanggung, aku langsung melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi. Gelar keren master-degree berhasil aku dapatkan di tahun 2016. Tentu saja dengan nilai Cumlaude. Seperti mendapatkan durian runtuh, di tahun yang sama aku juga dilamar oleh seorang lelaki yang sudah aku kenal sejak lama. Pria baik yang aku tahu bisa menjadi Bapak yang baik pula untuk anak-anakku kelak. Aku pun menikahinya.

Meski demikian, Paris masih jauh, Eka! Umpatku pada diriku sendiri. Percuma punya gelar keren kalau tidak bisa sampai ke Paris. Setelah menikah dan sedang hamil besar, aku menjadi dosen Sejarah di salah satu universitas negeri di Yogyakarta. Hasil yang baik pasti butuh effort lebih kan?

Berbekal niat dan keyakinan, Tuhan akhirnya mengabulkan semua permintaanku. Seorang Eka Ningtyas berhasil berangkat ke Paris! Entah perasaan seperti apa yang dapat aku gambarkan kala itu. I’M OVER THE MOON..

Tapi, lagi-lagi, perjalanan masih panjang. Statusku saat ini bukan lagi seorang gadis muda belia yang bebas pergi kemana saja. Aku adalah istri orang yang menyandang predikat sebagai Ibu anak satu. Tidak ingin ada yang aku korbankan demi meraih cita-citaku, semuanya harus berjalan seimbang. Disini aku belajar, bahwa pernikahan itu antara dua orang manusia. Menikah itu saling, bukan hanya semata wayang. Suamiku, dengan segala kerendahan hatinya dan kasih sayangnya yang begitu besar, Ia merestui mimpiku untuk pergi ke Paris. Terlebih, kami akan membawa Cinta, buah hati kami untuk ikut melihat Paris. Kota yang membuat Ibumu terpikat dengan segala Sejarahnya yang menawan, Nak..

Tuhan memang Maha baik ya. Awalnya aku ingin pergi ke Paris sendirian, tapi Tuhan justru memberi bonus dua orang yang disayang. Januari, 2019, kami berangkat ke Perancis. Seluruh biaya hidup kami ditanggung oleh beasiswa dari Kemenlu. Beruntung karena aku adalah mahasiswa S3, sehingga beasiswa akan mengcover seluruh biaya hidup suami dan anakku.

Tidak terasa sudah setahun kami di Paris. Aku yang kini sibuk dengan kegiatan perkuliahanku di salah satu universitas di Paris, sementara suamiku mengurus Cinta di rumah. Jangan heran, kami memang sengaja bertukar peran dalam mengurus rumah. Jika setiap restoran memiliki cita rasanya masing-masing, aku dan suami juga memiliki resep sendiri agar rumah tangga kami mendapatkan formula yang tepat.

Meski bertukar peran, tak pernah sekalipun suamiku mengeluhkan tentang tugasnya yang kini menjadi Ayah dan Ibu untuk Cinta. Bersyukur pernikahan kami baik-baik saja, harmonis sampai hari ini. Mungkin itu lah yang namanya kompromi dalam sistem simbiosis-mutualisme-pernikahan. Aku mencintai mimpiku, suamiku mencintai aku, dan kami berdua saling mencintai Cinta, anak perempuan pertama kami.

Aku ingin kelak Cinta tahu, bahwa tidak hanya Ibunya yang berjuang keras, tapi sebenarnya Bapaknya juga berjuang lebih keras demi kita bertiga. I Love You, Cinta.. Eiffel, I’m In Love…

Baca Juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Menu