UrbanWomen –“Just gonna stand there and watch me burn
But that’s alright because I like the way it hurts”
Lirik lagu “Love the Way You Lie” yang dinyanyikan Eminem dan Rihanna’s mungkin bisa menjadi gambaran bagaimana hubungan cinta dan benci yang tercipta dari korban kekerasan dalam hubungan.
Kekerasan dalam hubungan adalah pola perilaku yang digunakan oleh satu pasangan untuk membangun dan mempertahankan kekuasaan dan kontrol atas pasangan lainnya. Perilaku kasar cenderung menjadi lebih sering dan intens dari waktu ke waktu. Tapi kekerasan dalam hubungan gak hanya berbentuk kekerasan fisik tapi juga bisa dalam bentuk kekerasan emosional yang lukanya tidak nampak, seringkali membuat korbannya tidak sadar bahwa sebenarnya ia telah menjadi seorang ‘korban’ kekerasan.
Memahami dan mengidentifikasi bentuk-bentuk kekerasan dalam hubungan adalah langkah pertama untuk bisa menghindari diri dari situasi semacam ini. Karena kekerasan dalam hubungan bisa terjadi tidak hanya pada pasangan dalam rumah tangga tapi juga dalam hubungan berpacaran bahkan mungkin saat masih berstatus gebetan.
Berikut 5 bentuk kekerasan dalam hubungan
- Physical Abuse atau Kekerasan Fisik
Kekerasan fisik termasuk memukul, menampar, meninju, mencekik, menarik atau mendorong secara paksa, melempar barang, atau jenis kontak lainnya yang mengakibatkan cedera fisik pada korban. Kekerasan fisik bisa saja gak terlihat dan tanpa meninggalkan memar atau tanda lainnya. Beberapa pelaku bahkan gak menyakiti korban secara langsung melainkan menyakiti hal lain yang dekat dengan korban, seperti menyiksa hewan peliharaan dengan maksud menyakiti korban.
Contoh: Melempar barang saat sedang marah, menarik paksa saat berada ditempat umum
- Emotional and Verbal Abuse atau Kekerasan Emosional dan Verbal
Bentuk kekerasan dalam hubungan ini mencakup segala perilaku yang mengancam, mengintimidasi, atau merendahkan harga diri korban atau mengendalikan kebebasan pribadi korban. Dalam bentuk kekerasan ini juga dapat mencakup ancaman, mengisolasi korban dari orang lain, dan melakukan penghinaan di depan publik. Mengontrol perilaku termasuk memantau pergerakan korban atau membatasi akses mereka ke teman/keluarga, pekerjaan, atau pendidikan. Untuk verbal abuse bisa dalam segala bentuk bahasa yang melibatkan ancaman, pemanggilan nama dengan maksud menghina, blaming, mengejek, atau kritik tidak membangun. Kata-kata yang dimaksud disini bertujuan untuk mempermalukan, menuduh, memanipulasi orang lain, membuat korban merasa tidak dicintai atau tidak diinginkan.
Contoh: Melarang pasangan untuk berteman dengan lawan jenis, atau melarang pasangan untuk bertemu dengan orang tertentu yang merupakan teman atau keluarga, dan gaslighting
- Sexual Abuse atau Kekerasan Seksual
Berupa segala kontak seksual yang tidak diinginkan, termasuk memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu yang berbau seksual yang tidak ingin mereka lakukan. Kekerasan seksual dapat mencakup sentuhan atau ciuman yang tidak diinginkan, seks kasar atau kekerasan dalam seks yang tidak diinginkan, bisa juga penggunaan ancaman untuk mendapatkan kebutuhan seksual, percobaan pemerkosaan, dan pemerkosaan. Kekerasan seksual dapat terjadi antara dua orang yang sebelumnya melakukan hubungan seks suka sama suka, termasuk pasangan yang berkomitmen dan pasangan.
Contoh: Meminta ciuman secara paksa, mengancam meninggalkan jika tidak memberikan keinginan seksual, dan memaksa untuk tidak menggunakan pengaman atau kondom saat berhubungan.
- Financial Abuse atau Kekerasan Finansial
Financial abuse adalah kekerasan yang dilakukan dengan mengatur atau mengawasi keuangan pasangan. Motif di balik bentuk kekerasan ini adalah untuk membatasi kemampuan korban untuk menghidupi dirinya sendiri sehingga hilangnya rasa kebebasan dan kemandirian. Termasuk dengan membatasi akses ke uang tunai atau kredit, mengubah PIN dan kata sandi ATM, dan memaksa pasangan untuk menandatangani dokumen keuangan.
Contoh: Menggunakan kartu kredit pasangan tanpa izin, melarang pasangan untuk bekerja, menyimpan gaji pasangan dan menyembunyikannya, melarang pasangan untuk membawa kendaraan pribadinya dan memantau pengeluaran pasangan.
Baca Juga: Sempat Mengancam Bunuh Diri Jika Diputuskan, Aku Tetap Ingin Berpisah Darinya
- Digital Abuse atau Kekerasan Digital
Digital abuse adalah suatu bentuk kekerasan emosional atau verbal secara online melalui sosial media. Hal ini dapat terjadi pada setiap tahap hubungan dan orang-orang dari segala usia, meskipun umumnya terjadi pada kalangan remaja dan dewasa. Bisa juga terjadi di luar hubungan dengan pasangan, seperti mengalami pelecehan online dari seseorang di media sosial atau dating apps.
Contoh: Meminta password medsos pasangan, mengatur apa yang boleh dan tidak boleh diposting, mengatur pertemanan di medsos, memaksa pasangan untuk mengirim foto atau video yang tidak senonoh, memeriksa pesan di ponsel pasangan dan memasang GPS dengan maksud untuk mengawasi pasangan.
Itu adalah bentuk lain dari kekerasan dalam hubungan yang bisa terjadi sist, jadi gak ada luka bukan berarti kamu bukan korban kekerasan dalam hubungan, bisa saja kekerasan terjadi dalam bentuk lain. Jadi waspada dan jaga diri kita dan orang terdekat dengan memahami berbagai bentuk-bentuk kekerasan dalam hubungan.