Hidup Aman dan Tenang Bersama atau Tanpa Pria

Hidup Aman dan Tenang Bersama atau Tanpa Pria

Inspirasi Hati

Hal yang pertama dan terpenting adalah kenali diri Anda sendiri dulu. Temukan kebahagian Anda terlebih dahulu. Sebagai manusia, kita ingin merasakan cinta dan dicintai. Kita adalah makhluk sosial, oleh karena itu kita merasa senang jika terhubung dengan orang lain, Berinteraksi, berkomunikasi, melewatkan waktu bersama teman dan keluarga, kita belajar dan mulai membangun persahabatan sejak masih kecil.

Namun, seiring bertambahnya usia, saat bertambah dewasa, kita selayaknya punya lebih banyak pengalaman. Misalnya pengalaman dalam profesi karier kita, dalam komunitas kita, dalam lingkaran perkawanan, di dalam hubungan sosial, kita tahu ada garis tipis dan nyata yang kita sadari bahwa kita bisa memilih, merasakan, dan menyatakan apabila kita memutuskan untuk berbahagia sepenuhnya dengan diri sendiri atau bahagia bersama orang lain.

Ada ujaran mengatakan: “Kamu melengkapi diriku.” Faktanya “Kita melengkapi diri sendiri.” Mencintai diri sendiri adalah sangat penting. Apalagi mengenali karakter diri sendiri. Ini tidak berarti egois. Ini berarti mencintai dan menghargai diri sendiri terlebih dahulu, baru kemudian mencintai orang lain.

Saya lahir dan besar di Jakarta. Sekarang saya tinggal di San Francisco bersama suami dan anak laki-laki kami yang berusia hampir lima tahun. Umur saya awal empat puluhan. Saya sudah menikah bahagia selama hampir delapan tahun. Kami berpacaran selama kurang lebih lima tahun. Banyak perjalanan hidup yang kami lalui bersama. Kami saling belajar satu sama lain, menerima diri apa adanya, mencari kesamaan hobi, dan selalu saling menghargai.. Kami tidak sempurna, perdebatan pasti ada. Selama masa berpacaran kami adalah dua individu dengan pikiran masing-masing. Tapi kunci hubungan yang baik memang komunikasi, kompromi, pengertian satu sama lain, memaafkan satu sama lain, dan membuat kesepakatan untuk mencari jalan keluar bersama. Pengalaman adalah pelajaran berharga. Kita harus selalu waspada, membuka mata dan mata hati kita untuk selalu belajar dan melakukan hal yang bijaksana. 


Perjalanan hidup saya adalah pelajaran. Sebagai orang beriman saya percaya akan kuasa Tuhan. Saya memiliki tantangan, saya telah mengalami kesuksesan dan rintangan. Namun saya sangat bersyukur padaNya dan tidak ingin melakukannya dengan cara lain dalam hidup saya ini.

Saya punya dua saudara perempuan. Saya mempunyai hubungan yang dekat dengan ibu dan nenek saya. Saya sekolah di sekolah perempuan sewaktu remaja. Pemberdayaan perempuan, Women Empowerment sangat berarti bagi saya. Ayah dan ibu saya mendidik semua anak perempuannya dengan kebijaksanaan, kemandirian, disiplin, dan agar kami menyadari bahwa perempuan juga punya hak asasi yang sama dengan laki-laki di dalam bidang pendidikan dan di masyarakat. Saya selalu membawa pedoman ini dalam hidup saya. 

Saya menikah di usia tiga puluh enam. Sebagai lajang, dan sebagai business woman, sebelum bertemu suami, saya punya banyak teman, selalu sibuk dalam berkarier, traveling for business, tidak ada waktu untuk berpacaran serius

Sampai suatu saat, jujur saja, saya duduk, berpikir, dan membuat keputusan bahwa saya siap mempunyai pasangan hidup dan menikah dengan seseorang yang spesial. Saat itu saya berdoa dan membuat “wish list” tentang karakter yang saya inginkan di dalam diri pasangan masa depan saya. Saya harus sabar menunggu dalam Tuhan untuk membawa belahan jiwa saya ke dalam hidup saya. Jadi saya pun telah memvisualisasikan dan membuat bagan tentang apa yang saya inginkan dan yang tidak saya inginkan dari seorang pasangan.

Saya harus menggali jauh ke dalam keyakinan saya untuk mengetahui dan menghargai nilai bahwa saya orang yang baik hati, saya mencintai dan menghormati diri saya. Oleh karena itu saya tahu saya pantas mendapatkan pasangan yang memiliki nilai, harga diri, dan cinta diri yang sama seperti saya. Sampai pada suatu hari yang tepat sahabat saya mencoba memperkenalkan saya kepada calon suami saya di dalam pertemuan antar teman-teman sebaya. Dan ternyata kami merasa cocok dengan satu sama lain. Saya sangat berterima kasih kepada sahabat saya itu. 

“Life is a choice. When you want to be happy in life, you have to make a responsible choice.” 

Semuanya yang Anda inginkan di dalam hidup ini mungkin saja terjadi. Jangan pernah menyerah. Jika kita senang hidup sendiri berikanlah hidup yang baik kepada diri kita sendiri. Kita menjaga  dan merawat kesehatan, pikiran, mental, badan, moral, dan iman kita. Jika kita senang hidup bersama partner belajarlah dari satu sama lain. Kompromi dan komunikasi adalah kunci pernikahan yang baik. Temukan dasar dan nilai yang sama, yang dapat Anda bagikan satu sama lain. Kejujuran, rasa hormat, dan pengertian adalah unsur terpenting dalam pernikahan.

Bagi saya sendiri, saya tidak bisa membayangkan hidup tanpa suami saya. Dia adalah sahabat dan belahan jiwa saya. Saya berterima kasih kepada Tuhan setiap hari. Saya ekstrover, selalu puas dan senang dikelilingi oleh teman-teman,  rekan kerja, dan khususnya bersama keluarga.

Hidup aman dan tenang bersama atau tanpa pria sepertinya klise. Tapi memang nyatanya perempuan dan laki-laki perlu bekerja sama dan menghargai satu sama lain. Terima dan akui, kita adalah satu tim, kita membutuhkan satu sama lain untuk berbahagia. (*)

Sumber: Ceryl Susilo

Baca Juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Menu