Hidup Berbahagia & Tenang (Walau Single)

Cinta & Relasi

Halo teman teman semua, kebetulan tema bulan ini adalah Mencari Kebahagiaan dan saya baru saja akhir akhir ini berpikir betapa beruntungnya hidup saya. Hidup saya jelas, saya menyukai hal-hal yang saya lakukan, saya bisa membeli hal-hal yang saya sukai, juga menjalankan liburan yang saya pilih, teman saya pun bervariasi. Belum lagi hubungan keluarga yang dulu sempat renggang sekarang sudah membaik. Karir? Pastinya mapan. Saya pun bisa berbagi waktu dan uang kepada orang-orang yang kurang mampu.

Nah yang mungkin untuk pembaca menarik adalah. Berapa sih umur saya? Ya saya sudah berumur 42 tahun. Kaget kan? Tapi dengan berjalannya waktu saya semakin mencintai hidup saya dan diri saya. Kenapa begitu ? Karena dengan berjalannya waktu saya merubah pola-pola pikiran yang tidak tepat yang selama ini justru membebani pikiran saya dan membuat saya menjadi manusia yang tidak bisa hidup dengan benar-benar merasa puas. 

Saya dari muda sampai umur 35 tahun sudah termakan pikiran bahwa hidup saya akan lengkap dan bahagia kalau saya menikah. Maka saya sering sekali berpikiran dengan hal itu dan emosi saya juga terpengaruhi dengan keberhasilan atau kegagalan kehidupan dating saya. Padahal ya Namanya juga ngedate, siapa yang tahu ya informasi-informasi apa yang kita dapatkan dikemudian hari dari calon-calon pacar/ pasangan hidup tersebut.

Nah, mungkin 4-5 tahun yang lalu saya mulai jengak dengan kehidupan mencari pasangan hidup yang kualitasnya begitu-gitu saja.  Belum lagi banyak pikiran, usaha, dan apa yang saya miliki saya arahkan kesitu karena saya pikir kalau karir dan yang lainnya masih lebih mudah diatur dan diraih. Saya stop semua usaha-usaha yang berhubungan dengan laki-laki-laki. Nah, karena banyak waktu kosong, saya mulai mencoba kegiatan-kegiatan baru. Antara lain ikut kegiatan amal. Mungkin dulu saya tidak suka membeli beberapa asesoris atau pakaian yang menurut saya akan mempersulit kencan saya, sekarang saya beli aja ah, sudah ngga cari cowo juga. Saya mulai membeli pakaian-pakaian yang mungkin tidak terlalu Indonesia tapi saya suka, seperti pakaian yang berwarna cerah, sepatu-sepatu dengan potongan unik dan berani, wah hidup saya terasa ceria sekali. Lifestyle juga berubah, saya sudah tidak berusaha lagi menjadi perempuan kosmopolitan. Lifestyle tidak perlu hits yang penting saya suka. Kini saya berubah lebih banyak dirumah, minum teh, tidur, nonton Netflix. Weekend yang tadinya saya sering keluar sekarang saya gunakan puas puasin tidur. Ehh enak juga.

Dulu saya banyak tidak mau beli ini dan itu karena selalu mencocokan menjadi pasangan ideal.  Ah sudahlah beli saja, selama tidak membuang uang berlebihan.

Ternyata, perubahan ini membuat hidup saya jadi ringan. Di pekerjaan lebih fokus karena kan perasaan saya tidak ditarik ulur, dan juga karena saya fokus benar-benar apa yang saya suka, bukan apa yang mungkin orang suka lihat dari diri saya, ya setiap hari rasanya berkualitas sekali.

Olahragapun saya mungkin ikut olahraga yang tergolong “tidak cewe banget”.  Saya ikut jiujitsu. Tapi ternyata saya memang benar-benar suka dan enjoy.

Karena mungkin saya menyukai hal-hal kecil yang saya lakukan setiap hari, hati dan pikiran saya menjadi positif dan teman temanpun bisa melihat  perubahan ini. “Kamu cerah banget”, “kamu makin cantik saja”, “ Ihh auranya keluar”. 

Nah, bagaimana dengan mencari pasangan? Saya lihat-lihat  lagi disekitar saya, ternyata tidak semua yang berpasangan bahagia, malah banyak yang hidupnya stress dan tertekan jika sedang curhat ke saya. Jadi saya sadar bahwa mungkin menikah itu tidak semuanya seindah yang digembar gemborkan orang. Kemudian Saya bandingkan lagi kualitas hidup saya dengan wanita-wanita yang sudah menikah ini. Mmmm jujur ya malah sering saya merasa sedih untuk mereka.

Memang ada wanita-wanita yang sejak menikah terlihat semakin bahagia dan terawat, tapi tidak banyak. Jadi saya juga sadar menikah itu bagai pisau bermata dua. Kalau pasangannya tepat bisa membuat hidup kita semakin berkualitas, tapi kalau pasangannya salah bisa seperti hidup di neraka seumur hidup. Jadi hidup saya saat ini sebenarnya not bad at all.

Apakah saya masih mencari pasangan hidup? Masih. Tapi itu tidak saya prioritaskan lagi. Karena menurut saya betul, kita tidak tahu kapan jodoh datang dan jodoh tidak bisa dipaksakan. Lebih baik saya merawat diri dan hati saya dengan baik sambil terus mengasah kemampuan dan karakter saya. Jadi saya menjadi semakin berkualitas dan hari ke hari saya bahagia.

Ini lah kelebihannya hidup single, kita bisa menentukan sendiri kegiatan dalam hidup kita dan banyak waktu merawat diri. Terus terang saya sekarang hidupnya lagi bahagia sekali karena dari pagi sampai malam semua kegiatan yang saya lakukan itu saya suka sekali. Mulai dari pekerjaan, nonprofit, olahraga, bahkan minum teh ala ala dengan teman-teman saya. Tidurpun jarang kurang. Dan kalau saya mau pijat, mudah cari waktunya.

Belum lagi kalau single kan semua gaji untuk diri sendiri dan hal-hal yang mau kita bayar. Jadi kadang mau cat kuku begini dan begitu OK. Mau beli sepatu begini dan begitu OK. Dan malam-malam tidur juga langsung tidur saja, tidak ada yang ajak berantem atau bikin pusing hehehehe.

Jadi menaruh pernikahan sebagai tujuan hidup menurut saya kurang bijak, malah menurunkan kualitas hidup kita, karena kita seolah hidup untuk orang lain yang belum tentu baik untuk kita. Lebih baik hidup untuk diri sendiri, dan nanti yang datang yah yang cocok dengan kita yang happy ini, jadi double happy kan. Dan kalau jodoh itu belum datang yah nikmati saja semua benefit-benefit single. Nanti pasti deh kalau menikah banyak yang berkurang.

Bersyukur dan maksimalkan apa yang bisa dilakukan di saat single. Dan nanti kalau sudah menikah juga punyalah pola pikir yang sama. Jangan pas single mau merit, nanti pas merit bermimpi mimpi single.  Dan jangan suka berpikir, ”Wah lebih enak ya kalau….”, Karena setiap fase hidup ada enaknya dan ada tantangannya. Jalanin setiap fase hidup sebaik mungkin. 

Okay jadi caranya untuk menjadi bahagia adalah lakukan hal-hal yang membuat kita bahagia dan jangan suka termakan angan-angan yang belum jelas faktanya Ladies. Itu cerita kebahagiaan versi saya bagaimana dengan kamu ?

 

 

 

 

 

 

 

Baca Juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Menu