hobi menabung tanpa sengaja

Hobi Menabung Tanpa Sengaja

Inspirasi Hati

Saya mulai tertarik untuk menabung sejak merasa capeknya kerja tidak sebanding dengan kebahagiaan yang diberikan oleh barang-barang yang saya beli. Kerja lama, uang tiba-tiba habis dalam sekejap, uang habis lantas jadi tidak bahagia.

Saya lantas iseng mengikuti seminar pengelolaan keuangan oleh seorang pakar, Ligwina Hananto. Dari situ saya tahu bahwa menabung adalah tindakan paling awal setelah menerima gaji, bukan tindakan paling akhir. Gaji bulan berikutnya langsung saya sisihkan 20%-nya untuk saya tabung. Di luar itu adalah pengeluaran yang sudah saya bagi sesuai kebutuhan. Jika ada kelebihan barulah uang yang tersisa itu saya pakai buat senang senang. Herannya, dengan berjalannya waktu, saya malah bisa menabung semakin banyak. Dari 20% jadi 30%, lalu 40%, dan seterusnya.

Beberapa bulan setelah mulai menabung saya juga mulai mencoba beramal atau berdonasi. Ternyata kepuasan dan kebahagiaan batin yang saya dapatkan cukup besar. Kebutuhan kebahagiaan yang datang dari lifestyle pun mengecil. Makin iritlah hidup saya. Makin banyak pula uang yang masuk ke tabungan.

Dari menabung saya menyadari banyak pengeluaran tidak penting dan tidak berkontribusi signifikan lagi terhadap kualitas hidup saya. Saya pernah menabung untuk tas branded tapi pada akhirnya batal membeli. Rasanya sayang menghamburkan uang sebanyak itu hanya untuk sebuah tas. Saya juga menginvestasikan lagi tabungan saya agar berbunga lebih cepat. Saya tahu suatu saat saya mau bekerja sendiri dan saya butuh modal usaha. Kedua, dalam hidup ini pasti ada keadaan darurat yang memerlukan uang lebih. Daripada membebani orang atau meminjam saya merasa lebih nyaman bisa independen secara finansial.

Dan pada akhirnya saat ini saya benar-benar memulai untuk bekerja sendiri. Dengan uang tabungan saya. Oiya saya lupa bercerita bahwa saya sekarang saya tinggal di Sydney. Semua berkat tabungan. Saya jadi suka menabung karena tabungan bisa membantu saya untuk merencanakan masa depan.

Terakhir, saya merasa dengan mempunyai tabungan saya tidak mudah tergiur iming-iming yang seperti udang di balik batu. Contohnya tawaran tawaran meminjam kepada tengkulak. Dengan keadaan tabungan dan keuangan yang baik saya selalu bisa berpikiran jernih dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan uang. Tidak pernah mengambil keputusan karena kepepet.

Jadi, Urbanesse, inilah pengalaman menabung saya. Menabung yang diawali dengan ketidakpuasan terhadap biaya gaya hidup. (*)

Baca Juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Menu