Jujur Adalah Cara Terbaik Dalam Mencintai Diri Sendiri

Perempuan & Karir

Saya ingin bercerita mengenai perjalanan saya dalam mencintai dan mengenal diri sendiri berkaitan dengan pekerjaan saya, yaitu memimpin kelas anak berusia 3-5 tahun di sebuah tempat penitipan anak.

Di satu sisi, pekerjaan saya menyenangkan. Saya benar-benar menikmati mengajar anak-anak dan menyaksikan sendiri perkembangan mereka dari bulan ke bulan. Saya juga memiliki rekan kerja yang beretos kerja tinggi dan kooperatif. Keluarga dari anak-anak pun merasakan sendiri perkembangan anak-anak mereka dan mereka mengapresiasi kerja kami. Ada momen tak terlupakan dimana beberapa kolega dan keluarga dari anak-anak menghadiri pameran lukisan kecil-kecilan saya di sebuah galeri, dan bahkan seorang ibu dari anak yang saya didik membeli lukisan itu. Sungguh pengalaman yang sangat berkesan.

Namun, beberapa bulan silih berganti dan saya merasa ada yang berubah dalam kehidupan saya, khususnya dalam kehidupan pernikahan saya. Saya benar-benar jadi nyaris tidak pernah berkomunikasi dengan suami kecuali masalah kerja. Waktu dan tenaga saya benar-benar habis hanya untuk pekerjaan. Karena dinamika penitipan anak yang super sibuk, saya kerap membawa pulang dokumen kurikulum dan laporan tentang pengajaran anak yang harus saya tulis secara rutin. Saya pun harus berangkat dari rumah sejak pagi buta karena harus menempuh perjalanan yang cukup jauh dari rumah saya ke tempat penitipan anak tersebut. Dari luar, pekerjaan saya terlihat gemilang tetapi tidak demikian dengan kondisi kehidupan personal saya. Saya merasa tidak bahagia, tetapi saya tidak tahu bagaimana cara keluar dari lingkaran negatif ini.

Hingga pada suatu waktu, saya bisa beristirahat seminggu bersama suami di kota Perth dalam rangka mengunjungi keluarga suami dan merayakan ulang tahun anak tiri perempuan saya. Karena saya dalam kondisi relaks, saya jadi bisa berpikir secara jernih apa sih yang benar-benar saya mau? Dan apa yang benar-benar saya tidak mau? Yang membuat saya merasa keberatan bukan mengajar anak nya, tetapi kerap membawa pulang dokumen tulisan yang tidak mungkin diselesaikan di tempat penitipan anak. Selain itu, saya kangen menggambar. Pameran lukisan itu benar-benar menghidupkan lagi passion saya untuk menggambar dan menulis buku anak, yang dulunya saya geluti di Jakarta.

Lalu, saya set goal baru dalam karir yang sesuai dengan kondisi saya saat ini, yaitu mencari pekerjaan mengajar anak paruh waktu, sehingga saya mempunyai waktu luang untuk mengembangkan karir ilustrasi saya di Sydney. Selain itu, saya dan suami juga ingin punya momongan hehehe…Saya merasa benar-benar menerima berkah turun dari langit ketika saya mendapat telepon panggilan interview untuk pekerjaan mengajar paruh waktu ketika saya bertamasya di padang gurun Western Australia yang notabene low signal! Dan saya juga benar-benar bahagia ketika saya mendapat email yang memberitahukan bahwa sebuah website khusus illustrator Australia menyatakan bahwa portfolio saya memenuhi kriteria mereka dan mereka bersedia untuk memuatnya di website mereka. Saya mengalami bahwa ketika saya benar-benar jujur tentang apa yang benar-benar saya mau, dan juga memberikan usaha yang terbaik, niscaya saya pun akan meraihnya. Dan jika tidak, saya percaya bahwa itu belum waktunya atau bukan buat saya pada saat ini.

Jumat lalu adalah hari terakhir saya bekerja di tempat penitipan anak itu dan mulai Senin ini, saya bekerja di tempat penitipan anak dekat rumah dengan waktu yang lebih fleksibel. Saya merasa bersyukur berhenti secara baik-baik dimana kelas yang saya bina dari awal tahun sudah lebih teratur. Saya pun sudah melakukan transisi dengan baik ke ketua kelas selanjutnya yang saya lihat bertanggung jawab dan beretos kerja bagus. Saya merasa dihargai ketika kolega, keluarga dari anak-anak dan pihak manajemen berinisiatif untuk tetap berhubungan dengan saya.

Saya merasa bersyukur berhenti secara baik-baik dimana kelas yang saya bina dari awal tahun sudah lebih teratur. Saya pun sudah melakukan transisi dengan baik ke ketua kelas selanjutnya yang saya lihat bertanggung jawab dan beretos kerja bagus. Saya merasa dihargai ketika kolega, keluarga dari anak-anak dan pihak manajemen berinisiatif untuk tetap berhubungan dengan saya.

Point pembelajaran dari pengalaman saya kemarin itu adalah,  Saya mengalami perasaan yang kini jauh lebih jujur untuk bisa mencintai diri sendiri, jujur bahwa saya memiliki kebutuhan untuk diri saya yaitu ‘dapat menjalin komunikasi dengan baik kepada pasangan”. Jadi, ketika saya menerima respon positif mereka terhadap cinta, wow itu saya anggap sebagai berkah!

Urbanesse, apakah pernah mengalami hal seperti yang saya alami juga ? Yuuk…bagikan pengalamanmu agar saya pun dapat belajar dari pengalaman Urbanesse juga. Dan sellau ingat untuk “Love Your Self, First”.

BACA JUGA : Cinta Yang Ironis Tapi Berbuah Manis

Baca Juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Menu