Kamu Si People Pleaser Yuk Stop dengan Cara Ini.

Kamu Si People Pleaser? Yuk Stop dengan Cara Ini! Novi Kosalina, M.Psi., Psikolog

Inspirasi Hati

UrbanWomen – Siapa nih sist yang suka gak enakan sama orang lain?

Kamu gak bisa bilang ‘tidak’ pada permintaan orang lain, walaupun hal itu bikin gak nyaman bahkan merugikan dirimu sendiri.

Kalau itu kamu banget, berarti kamu termasuk dalam circle si people pleaser.

Apa sih People Pleaser itu minsis?

People Pleaser adalah seseorang yang mengenyampingkan kebutuhannya untuk mengakomodasi kebutuhan orang lain karena takut penolakan, ditinggalkan, dan memiliki kebutuhan yang tinggi untuk disukai.

Menurut Annie Tanasugarn (2022) kebutuhan validasi dari eksternal (people pleasing) dipelajari sejak usia kanak-kanak saat adanya ekspektasi yang gak realistis dan pesan untuk menjadi sempurna melebihi pentingnya ketulusan dan hubungan secara emosional.

Anak yang tumbuh dengan kondisi demikian menjadi sangat observant dalam memperhatikan micro-behaviors (yaitu mempelajari perubahan terkecil apapun dalam ekspresi atau feedback orangtua dan kemudian menilai apakah perilakunya diterima atau ditolak).

Sebagai anak-anak, kita mengacu pada umpan balik pengasuh untuk memvalidasi arah dan kemampuan diri yang kemudian menjadi dasar identitas diri yang solid. Tapi ketika realitas anak diabaikan atau diacuhkan, menyebabkan anak tumbuh dengan perasaan gak yakin dan gak mampu mengarahkan diri sehingga bergantung sepenuhnya pada validasi dari orang lain.

Apa dampaknya kalau kita jadi people pleaser?

  • Dampak bagi diri sendiri
  1. Self-abandonment, yaitu pengabaian atas kebutuhan diri sendiri. Disebabkan karena terus khawatir gak diterima, dikritik, atau ditolak membuatnya gak bisa menjadi diri sendiri dan terus berusaha memenuhi kebutuhan orang lain, bahkan hingga mengorbankan kebutuhan mereka sendiri.
  2. Mereka juga mungkin gak tahu apa yang mereka inginkan dan butuhkan karena gak pernah mengambil waktu untuk mengeksplorasi diri.
  3. Keberhargaan diri mereka hanya ditentukan dari apa yang mereka lakukan untuk orang lain. Kalau mereka dapat umpan balik yang positif maka harga diri mereka positif, tapi kalau gak ada yang menunjukkan apresiasi, mereka merasa gak berharga.
  4. Berbuat baik atau menyenangkan orang lain bukan lagi karena kasih atau kepedulian tapi karena didasari rasa takut ditolak.
  • Dampak bagi orang lain
  1. Kesulitan untuk membangun hubungan yang tulus. Pasangan, teman, atau keluarga gak lagi bisa membedakan apakah yang mereka lakukan atau sampaikan adalah benar-benar sesuai yang dirasakan atau ada yang ditutupi untuk menyenangkan orang lain dan menghindari konflik.
  2. Hubungan yang terbangun gak lagi dua arah. Ketika people pleaser terus memberi dan melakukan sesuatu, ini akan mengganggu dinamika dalam hubungan. Pihak lain akan jadi merasa bersalah karena gak ikut berkontribusi atau justru mengambil keuntungan dari perilaku people pleaser ini.
  3. Dalam lingkungan kerja, terlihat sebagai “penjilat” dan membuat orang lain jadi sulit mengambil keputusan objektif atau berat.

Terus gimana agar kita bisa stop jadi people pleaser minsis?

Baca Juga: Jadi Orang Nggak Enakan, Membuat Aku Sering Diremehkan Orang Sekitar

1. Kenali diri sendiri.

Apa yang menjadi value kita sehingga kita semakin memahami emosi kebutuhan dan nilai-nilai yang penting bagi diri. Jadikan ini acuan dalam mengambil keputusan atau tindakan.

2. Belajar pentingnya boundaries atau batasan.

Tahu kapan mengatakan iya dan kapan tidak. Selama permintaan orang lain masih masuk akal dan gak melewati apa yang kita percayai tentu berbuat baik adalah sesuatu yang patut terus dilakukan.

3. Pahami niat kita saat berbuat sesuatu.

Kenapa kita mau menolong orang tersebut. Apa pendorong perilaku diri kita dalam menolong. Apakah benar-benar tulus atau justru sebenarnya memenuhi kebutuhan validasi kita semata.

4. Tunggu sampai orang untuk meminta bantuan kita. 

Gak perlu selalu proaktif menawarkan bantuan ke manapun atau ke siapa pun. Tolong orang lain saat mereka membutuhkannya, biarkan orang lain tumbuh dengan menyelesaikan masalah mereka sendiri.

5. Meminta pertolongan orang bukan sesuatu yang tabu. 

Kita sama berharganya dengan orang lain, saat membutuhkan bantuan atau merasa gak bisa menyelesaikan masalah sendirian, mintalah bantuan orang lain. Jangan biarkan dirimu tersiksa sendiri.

Baca Juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Menu