Keluar dari Kondisi Keuangan yang Berantakan

Keluar dari Kondisi Keuangan yang Berantakan

Kisah Utama

Urbanwomen – Namaku Yesi, pekerja kantoran. Aku mau berbagi pengalaman tentang perjuanganku mengentaskan masalah keuangan dari kondisi acak-acakan sampai sekarang aku bisa berinvestasi dan punya dana darurat dengan cara merombak pengaturan keuangan. Masalah besar anak muda, terutama first jobber yang baru punya gaji sendiri, biasanya soal mengatur keuangan.

Semasa kuliah, untuk mengumpulkan sekian juta aku butuh waktu 2 tahun. Ketika sudah bekerja cuma sebulan aku bisa pegang duit. Dulu aku ingin sekali bisa menabung atau berinvestasi, tapi entah kenapa pengeluaran selalu banyak. Susah menabung, bahkan sampai mengutang. Bulan ini bisa menabung, bulan berikutnya tidak. Bulan lain bisa nabung, bulan selanjutnya malah kutarik semua tabungan bulan sebelumnya.

Aku tidak bisa mengerem pengeluaran, ditambah lagi merasa harus memberi self reward (karena sudah kerjalah, capek kerjalah, dan lain-lain).  Sampai akhirnya aku resign dari pekerjaanku dan ternyata duit simpanan tidak sampai 4 juta. Aku ini merantau di Jakarta, punya komitmen untuk tidak minta ke orangtua. Di waktu yang sama aku masih punya tanggungan kredit motor yang belum lunas. Tiap  malam aku menangisi keuanganku yang berantakan, bingung memikirkan ke mana larinya penghasilanku. Di sisi lain aku masih trauma untuk melamar kerja lagi. Aku juga tidak memberitahu orangtuaku karena tidak ingin merepotkan.  Sebulan duitku habis. Aku pinjam uang adikku biar bisa bertahan hidup. Kami sama-sama kerja di Jakarta dan dia tahu aku resign

Berawal dari keadaan suram ini aku bertekad untuk benar-benar belajar finansial dan atur keuangan:

Pertama, pastikan punya sumber penghasilan. Ada banyak cara agar punya sumber penghasilan seperti bekerja. Dari pengalamanku, itu bukan perkara nominal gajinya melainkan komitmen.  Jangan berkecil hati kalau angka penghasilan masih dirasa kecil, yang penting punya sumber pendapatan tiap bulannya. Kalau freelancer, pastikan duit untuk bulanannya tercukupi. Active income perlu sekali untuk memperbaiki keuangan kita. 

Kedua, lunasi utang dan sebisa mungkin jangan lagi berutang atau kredit. Percayalah, utang yang tidak dibayar membuat hidup kita tidak tenang. Bersyukurnya aku, adikku memberi diskon untuk utangku karena dia lihat aku gila-gilaan belajar mengatur keuangan. Motor kulunasi, dan aku kapok untuk kredit. Lebih baik aku tunda membeli, lalu menabung. Total harga kredit 22 juta, dengan harga cash kurang-lebih 14 juta durasi satu tahun. Andai aku tahan untuk investasi setahun, aku malah bisa untung 8 juta lebih dari harga motor.

Ketiga, bikin target dan planning. Setelah kembali bekerja aku mulai membuat perencanaan. Target seperti apa, berapa banyak tabungan yang harus kupunya, langkah apa yang harus kuambil dari hasil belajar sebelumnya. Aku tidak malu melihat orang seumuran atau bahkan lebih muda ada yang punya lebih banyak uang. Aku bandingkan diriku dengan yang dulu, bukan dengan orang lain. Tentunya aku salut pada teman-teman yang bisa menabung sejak dini. Tapi aku juga senang bisa berproses memperbaiki keuangan. 

Keempat, realisasikan target dengan hidup hemat. Namanya juga perbaikan ulang, jadi aku hanya menyisihkan 10% uang yang bisa ditabung, selebihnya untuk menutup biaya operasional dan utang. Aku pilih tempat kos paling murah, kuhabiskan 3 bulan pertama kerja sambil mengerem seluruh pengeluaran untuk menutup utang terlebih dulu.

Kelima, lakukan financial check up. Ini penting sekali dilakukan setiap bulan. Semacam audit keuangan sendiri. Coret yang bisa dihilangkan. Pelan-pelan, naikkan angka tabungan. Hasilnya dievaluasi dan tentunya diperbaiki. Bisa pakai jasa advisor terutama untuk yang berbisnis. 

Terakhir, segera mungkin alokasikan dana darurat. Pembelajaran banget, ketika aku memutuskan resign. Umumnya, untuk yang single, siapkan dana darurat 3-6 kali pengeluaran bulanan.

Baca Juga: Pengelolaan Keuangan: Pentingnya Peran Orangtua

Mengontrol keuangan itu penting sekali dan perlu diterapkan sejak dini. Kalau memang keuanganmu tidak terkontrol, masih ada waktu dan harus berkomitmen untuk memperbaikinya. Bisa belajar dari orang yang sudah berpengalaman atau ikut sharing membahas keuangan.

Sumber: Yesi

Baca Juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Menu