Kenapa Saya Bercerai

Kenapa Saya Bercerai

Kisah Utama

Urbanwomen – Usia pernikahan selama 9 tahun kandas karena saya memutuskan untuk menggugat cerai suami. Anak kami 3 orang. Saya menggugat cerai suami hanya 2 bulan sesudah lahirnya anak bungsu kami karena suami saya diam-diam sudah menikah siri dengan seseorang yang dipacarinya selama beberapa bulan.

Istri kakak ipar saya yang memberitahu kabar itu, kebetulan kami sangat dekat, sebulan setelah dia melihat foto nikahan mereka di salah satu sosmed yang sudah tutup sekarang. Tapi entah seperti sudah merasa siap atau apa, saya bersikap lebih kalem, tidak menggila seperti sebelum-sebelumnya tiap kali mendapati suami saya selingkuh. Iya, dia playboy, doyan selingkuh. Saya selalu memaafkan karena berusaha mempertahankan rumah tangga demi anak-anak setelah dia berjanji tidak mengulanginya.

Dia sedang di luar kota ketika saya chat. Sempat berkelit tapi tidak lama kemudian dia mengiyakan dan berjanji segera pulang untuk memberitahukan alasan kenapa dia lakukan itu. Tanpa menunggu dia pulang, saya pergi ke Pengadilan Agama untuk mengajukan gugatan cerai. Oh iya, saya tinggal di rumah mertua. Sejak saya hamil mertua saya khawatir saya tinggal sendirian dan mengurus anak sendiri di rumah kontrakan karena suami saya sering sekali bepergian. Sesampai suami saya di rumah tanpa omong apa-apa saya serahkan saja surat gugatan itu.

Katanya dia merasa menemukan versi dirinya pada perempuan itu, seorang LC di tempat karaoke. Waktu dia menikahinya, perempuan itu menjadi mualaf dan katanya itu menjadi alasan terbesarnya selain karena ingin membantunya keluar dari kehidupan seperti itu. Ah, alasan macam apa itu, menggunakan agama sebagai tameng. Bagi saya hanya pembenaran. Saya tidak peduli lagi, hati saya sudah hancur. Mana mungkin ada laki-laki setega itu, menikah lagi diam-diam saat aku masih menanggung rasa sakit akibat proses operasi Caesar.

Dia bahkan pernah mengatur pertemuan antara saya dan istri baru dengan alasan ingin makan bareng anak-anaknya. Waktu itu kubawa anak kedua dan si bungsu. Sayangnya dia baru memberitahu di perjalanan. Mungkin dipikirnya setelah kami bertemu dan ngobrol saya jadi bisa menerima kehadiran perempuan itu. Tapi tekad sudah bulat. Dia tinggalkan perempuan itu atau kami bercerai. Seperti sinetron saja, di saat kami bertemu saya berusaha menahan diri agar tidak melakukan hal-hal bodoh. Saya tidak bertengkar. Untuk apa pikir saya, hanya akan menyebabkan trauma bagi anak-anak.

Proses perceraian terus berjalan. Saya keluar dari rumah mertua bersama anak-anak, mengontrak rumah. Mantan suami tinggal bersama istri barunya di kota lain. Bersyukurlah Saya punya ibu yang pengertian dan mendukung semua keputusan saya. Mertua yang tadinya juga sangat terpukul juga sudah merelakan. Sampai sekarang setelah cukup lama bercerai kami bahkan lebih bisa berkomunikasi dengan baik soal anak-anak. Dia jadi lebih peduli pada anak-anaknya dan rutin menafkahi. Hubungan saya dengan keluarga besarnya juga masih baik-baik saja dan masih sering ketemu.

Dua orang anak saya akhirnya malah tinggal bersama nenek mereka, ibu ayah mereka. Kebetulan mereka bersekolah di yayasan milik nenek mereka, sekolah dan rumah berada satu kompleks. Saya tinggal bersama adik saya dan keluarga kecilnya untuk smentara waktu ini karena belum mampu secara finansial untuk punyatempat tinggal sendiri. Saya mulai lagi dari nol saat ini, masih harus berjuang tapi sudah dengan hati yang lebih plong dan tanpa beban cerita rumah tangga yang rumit.

Bagi saya kondisi rumah tangga yang sudah tidak sehat sebaiknya tidak perlu lagi dipertahankan, apalagi jika hanya mengatasnamakan anak-anak. Tidak akan pernah anak-anak merasa bahagia dan nyaman hidup di dalam rumah dengan orangtua yang hampir setiap hari berseteru. Mereka lebih baik hidup di kedua rumah terpisah dan masing-masing orangtua memberikan cinta sepenuhnya bagi mereka.

Semoga ada hal baik yang Anda bisa petik dari kisah ini.

Baca Juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Menu