UrbanWomen –Sist kebebasan bisa diartikan berbeda-beda oleh setiap orang, bisa berarti makna yang positif atau negatif. Tapi kalau kebebasan terkait hubungan seksual, yaitu saat seseorang melakukan hubungan seksual dengan banyak orang secara bebas atau dikenal dengan seks bebas, sepertinya semua orang akan setuju kalau hal itu memiliki makna negatif.
Karena ada banyak sekali dampak seks bebas yang bisa mempengaruhi kesehatan fisik dan mental. Karena itu dalam artikel kali ini, minsis akan membahas tentang risiko seks bebas, pemahaman yang lebih baik tentang konsekuensinya, serta langkah-langkah yang bisa diambil untuk mengurangi risiko tersebut.
Apa sih Seks Bebas itu?
Seks bebas adalah perilaku seksual yang dilakukan di luar nikah. Dalam praktiknya, hal tersebut bisa terjadi antara satu pasangan atau berganti-ganti pasangan. Hal ini juga bisa dilakukan tanpa komitmen atau bahkan tanpa ikatan emosional. Selain itu, seks bebas juga termasuk seks dalam pacaran (seks pranikah), cinta satu malam, prostitusi, atau bertukar pasangan dengan pasangan lain (swinging).
Seks bebas, juga merujuk pada tindakan seksual di mana gak ada penggunaan alat perlindungan seperti kondom atau pengaman lainnya. Praktik ini meningkatkan kemungkinan penularan penyakit menular seksual (PMS), termasuk HIV, gonore, sifilis, dan lainnya. Selain itu, seks bebas juga bisa berdampak pada risiko kehamilan yang tak diinginkan.
- Risiko Penularan Penyakit Menular Seksual (PMS)
Seks bebas merupakan faktor risiko utama dalam penularan PMS. PMS bisa menimbulkan masalah kesehatan serius dan berkelanjutan, termasuk infertilitas, kerusakan organ, dan bahkan kematian. HIV, sebagai contoh, adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan bisa menyebabkan AIDS. Penularan HIV melalui seks bebas bisa memiliki dampak yang merusak pada kualitas hidup individu yang terinfeksi.
- HIV/AIDS
Penyakit ini terjadi akibat infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang merusak sistem kekebalan tubuh. HIV bisa ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam atau aliran darah dengan cairan yang mengandung virus HIV. Cairan tersebut meliputi darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu. Kalau gak segera ditangani, HIV bisa berkembang menjadi suatu penyakit mematikan yang disebut dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
- Sifilis
Sifilis, atau penyakit raja singa, adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Penularan dari gangguan ini aktif dari 10 hingga 90 hari setelah terjangkit. Gejala dari sifilis bisa berupa timbulnya luka kecil di tempat bakteri menyerang dan ruam. Penyakit ini harus segera diatasi, karena bisa menyebabkan kebutaan, tuli, kerusakan hati, dan lainnya.
- Klamidia
Dampak seks bebas lainnya adalah klamidia. Saat terjadi pada pria, gangguan ini bisa menimbulkan gejala berupa peradangan pada saluran kencing, mengeluarkan cairan dari Mr.P, hingga penis terasa sakit.
Jika terjadi pada wanita, klamidia bisa menimbulkan gejala, seperti infeksi pada saluran kemih, serviks, dan bahkan rahim, keluar cairan yang gak normal dari Ms.V, hingga terasa panas saat buang air kecil. Gangguan ini perlu diatasi segera agar gak menular pada pasangan seksual.
- Gonore
Penyakit kencing bernanah ini terjadi disebabkan infeksi bakteri. Seseorang yang mengalaminya bisa merasakan gejala berupa sakit saat buang air kecil, keluar nanah pada ujung Mr.P atau Ms.V, hingga terasa nyeri pada area kelamin.
- Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)
Seks bebas juga meningkatkan risiko kehamilan yang tidak diinginkan. Ini bisa berdampak pada kondisi fisik, mental, dan sosial individu yang terlibat. Kehamilan tidak diinginkan dapat membawa stres emosional, ketidakstabilan ekonomi, serta dilema mengenai pengambilan keputusan.
- Konsekuensi Psikologis dan Sosial
Selain risiko fisik, seks bebas juga bisa memiliki dampak psikologis dan sosial yang serius. Rasa bersalah, malu, dan kecemasan dapat muncul setelah berhubungan seks tanpa pengaman. Selain itu, stigma terkait dengan penyakit menular seksual juga bisa mempengaruhi kebahagiaan psikologis individu. Berikut beberapa dampak psikologis dari seks bebas.
1. Menurunkan harga diri
Seks bebas umumnya dilakukan dengan model hubungan semalam ataupun sebagai pembuktian cinta pada pasangan sebelum menikah. Beberapa orang mungkin merasa lebih baik setelah melakukan hubungan seksual, tapi karena gak adanya ikatan di dalam hubungan ini termasuk ikatan pernikahan, maka hal ini bisa mempengaruhi kesehatan mental nantinya.
2. Merasa malu dan menyesal
Saat melakukan hubungan seks bebas, sesaat mungkin seseorang akan merasa puas dan terlampiaskan emosinya, apalagi jika kamu melakukannya karena adanya masalah di pekerjaan atau di lingkungan. Namun, setelah emosi negatif teralihkan, selanjutnya, kamu justru bisa merasa bersalah, malu atau menyesal.
Baca Juga: Pacarku Pernah Melakukan Kekerasan Seksual, Aku Hampir Menikah Dengannya
3. Meningkatkan risiko depresi
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, perasaan rendah diri, gak berharga, bahkan perasaan gak diinginkan, akibat gak berlanjutnya hubungan setelah seks bebas bisa memicu depresi. Penelitian menunjukkan bahka pascaseks bebas bisa muncul perasaan was-was. Apalagi ada tindakan kekerasan selama melakukan hubungan seks, sebagian orang bahkan bisa merasa trauma.
Seks bebas memiliki risiko yang signifikan terhadap kesehatan fisik, mental, dan sosial individu. Penting untuk terus mengedukasi diri sendiri dan orang lain tentang konsekuensi dari tindakan seksual tanpa pengaman. Melalui pendidikan seksual yang baik dan penggunaan perlindungan yang tepat, kita bisa mengurangi risiko dan menjaga kesehatan serta kebahagiaan kita sendiri serta pasangan kita.