boros

Keuangan Rumah Tangga Berantakan karena Suamiku Terlalu Boros untuk Hobinya

Kisah Utama

UrbanWomen – Aku Bunga, 30 tahun, karyawan swasta, di Jakarta. Perbedaan dalam mengatur keuangan setelah menikah menjadi salah satu pemicu konflik rumah tanggaku dengan suami. Sebelum menikah, suamiku memang memiliki hobi modifikasi motor. Dia memang hobi mengoleksi motor, karena sangat mencintai hobinya, dia sampai rela menghabiskan sebagian besar uangnya untuk motornya.

Aku tidak pernah mempermasalahkan hobinya itu, karena waktu itu kami masih berpacaran dan aku juga tidak ingin melarang dia melakukan hobinya. Suamiku sering cerita mengenai biaya yang dikeluarkan demi hobinya itu. Aku sempat kaget, karena menurutku disayangkan sekali mengeluarkan uang yang jumlahnya tidak sedikit hanya untuk kesenangan sementara. 

Aku pikir, hobinya ini juga akan berhenti dengan sendirinya setelah kami menikah. Tapi ternyata tidak demikian. Setelah menikah, suamiku masih suka sekali mengoleksi dan memodif motor. Tentu ini mengganggu keuangan rumah tangga kami. Uang yang seharusnya bisa disimpan untuk ditabung atau renovasi rumah, digunakan begitu saja untuk memenuhi keinginannya. 

Uang yang digunakan untuk belanja kebutuhan sehari-hari, terkadang dia juga gunakan tanpa sepengetahuanku. Dia selalu bilang bahwa ini hobinya sejak lama, aku tidak bisa melarangnya begitu saja. Ini menjadi pemicu konflik yang sulit diatasi. Dia selalu memberiku uang bulanan lebih sedikit daripada untuk hobinya. Tentu aku sangat merasa kesal. 

Sampai suatu ketika, kami tidak memiliki tabungan sama sekali. Dari sinilah dia mulai menyadari bahwa uangnya lebih banyak digunakan untuk motor. Baru ini dia mau diajak berdiskusi untuk mengatur keuangan bersama. Karena suamiku juga merasa bahwa kebutuhan rumah tangga semakin banyak. Dia meminta maaf padaku karena selama ini terlalu menghambur-hamburkan uang. Di sisi lain, aku juga tidak ingin karena hal ini dia menjadi berhenti melakukan hobinya. 

Akhirnya kami mencoba untuk membuat kesepakatan. Mencari solusi agar kebutuhan rumah tangga tetap bisa dipenuhi, dan dia tetap menjalani hobinya. Hal pertama yang kami lakukan adalah dengan mencatat bersama pemasukan dan pengeluaran setiap hari. Lalu bandingkan dengan pengeluaran yang digunakan untuk hobinya memodifikasi motor. Setelah saling mengetahui, bahwa pengeluaran lebih banyak digunakan untuk hobinya, baru kami membuat kesepakatan membuat batas keuangan yang digunakan khusus untuk motor. Uangnya lebih banyak dialokasikan untuk kebutuhan rumah tangga. Dengan begitu, dia tetap bisa melakukan hobinya, dan keuangan kami tidak terganggu.

Dia mau saling bergantian mencatat pengeluaran dan pemasukan supaya saling mengetahui dan tidak ada yang ditutup-tutupi. Terkadang, dia mengendalikan diri untuk tidak melakukan hobinya sementara jika pengeluaran rumah tangga kami lebih banyak. Dia mulai memilih untuk menabung saja dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah ketika libur kerja.

Baca Juga: Selalu Ingin Dimengerti Tanpa Diskusi, Segera Aku Akhiri Hubungan Dengannya

Tapi meskipun begitu, kami tetap membuat rekening terpisah untuk jatah bersenang-senang. Ini sangat bermanfaat untuk mengakses uang jatah hura-hura tanpa mengusik dana kebutuhan pokok. Jika uang hura-hura habis, maka harus menunggu gajian berikutnya untuk mengirim kembali rekening tersebut. Kini, dia lebih bisa mengatur keuangan, yang awalnya boros kini menjadi jauh lebih hemat.

Memiliki perbedaan dalam mengatur keuangan dengan pasangan memang sangat menyebalkan. Namun, kebiasaan ini bukan berarti tidak bisa berubah. Menjadi pasangannya, berarti kita juga bertugas untuk membawanya ke arah yang lebih baik. Mulailah ajak pasangan berdiskusi masalah keuangan secara rutin.

Sumber: Bunga, 30 tahun, nama disamarkan, di Jakarta

Baca Juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Menu