Kista 7 Sentimeter di Ovarium

Kista 7 Sentimeter di Ovarium Saya

Kewanitaan

Urbanwomen – Pertama-tama saya hanya ingin memperingatkan untuk jangan pernah menyepelekan kebersihan organ vital.

Saya mendapat diagnosa kista saat kelas 2 SMA. Bayangkan, saya masih semuda itu, kok bisa ya? Ini adalah pengalaman yang membuat saya benar-benar menganggap betapa menakjubkannya hidup ini. Saya suka kebersihan dan tidak pernah aneh-aneh memakai produk kewanitaan, paling-paling pembalut biasa.

Ketika itu saya hendak mencuci pakaian dan saya merasakan kram di bagian kanan bawah perut. Karena saya pikir mungkin karena kecapekan atau cuma sakit biasa saya lantas cuma rebahan saja. Itu hari pertama saya merasakan nyeri. Untungnya saat itu sedang libur sekolah sehabis ujian. Beberapa hari kemudian rasa nyeri itu datang lagi, sakitnya malah menjalar sampai paha dan kaki kanan. Pergilah saya ke bidan untuk periksa. Saya diminta angkat kaki sampai ke perut, kata bidan kalau perut terasa sakit berarti ada usus buntu, Saya cuma diberi obat pereda rasa nyeri karena saya tidak merasakan sakit di area yang ditunjuk. Rasa nyeri itu di bagian bawah perut.

Setelah itu saya masuk sekolah selama seminggu. Selama seminggu itu berturut-turut saya mimisan tiap hari. Saat pelajaran berlangsung pun buku saya terkena darah karena tiba-tiba darah bisa mengalir begitu saja dari hidung. Rambut saya mulai rontok. Saya sering tidak dapat berpikir, perut bawah kanan sampai kaki nyeri sampai saya harus menyeret kaki hanya untuk berjalan. Pergilah kemudian saya ke rumah sakit, ke bagian penyakit dalam. Kalau memang benar usus buntu saya pikir saya harus segera dioperasi. Tapi dokter tak menemukan apapun.  Saya disarankan untuk menemui dokter spesialis kandungan.

Benar saja.

Oleh dokter kandungan ditemukanlah kista berukuran 7 cm dalam ovarium saya. Tinggal  2 atau 3 cm lagi sebelum kista itu masuk ke rahim. Yang paling saya ingat adalah kata dokter: kalau dalam dua minggu kista itu tidak mengecil terpaksalah rahim saya harus diangkat dan saya tidak bisa mengandung.

Menangislah saya. Takut dan sedih jadi satu. Dokter menyarankan untuk tidak memakai pembalut saat saya sedang haid, dan menggantinya dengan kain. Saya sempat menyalahkan diri sendiri waktu itu. Mungkin karena saya tidak bersih, sering mengabaikan kebersihan organ intim saya. Saya merasa bodoh waktu itu.

FYI, saya haid selama 15 hari terus-menerus dan mimisan. Setiap 1 jam sekali saya harus mengganti kain karena sudah penuh. Setiap kali mencuci kain itu saya menangis. Ditambah lagi saya hanya mau pengobatan tradisional saja, bukan operasi. Jadi ramuan apapun saya harus minum, padahal saya tidak suka sayur. Ketika itu saya disuruh makan semacam bawang-bawangan tapi bukan bawang merah atau bawang putih, dan harus mentah. Bayangkan, rasanya pahit sekali dan pedas, seperti membakar tenggorokan saya. Setiap hari saya menangis memakan ini-itu mentah dan entah ramuan apa lagi yang saya coba telan.

Ibu saya juga menyarankan saya minum 7 lembar rebusan daun sirsak dua kali sehari. Ada seseorang yang menceritakan pada ibu saya pengalamannya menyembuhkan kista sebesar 7 kg, yang membuatnya seperti orang hamil, dengan minum rebusan daun sirsak. Dengan catatan jumlah daun sirsak yang direbus harus ganjil. Saya jadi rutin memetiki daun sirsak tetangga. Cuma rebusan itu yang rasanya menurut saya lumayan walau agak langu. Ketika itupun kondisi saya tetap sakit, masih pendarahan, dan kaki masih sakit untuk berjalan.

Dua minggu kemudian saya check up untuk sekalian mendapat keputusan apakah rahim saya harus diangkat atau tidak. Sejak mengonsumsi ramuan tradisional yang rasanya semua tidak enak itu saya seperti menanyakan eksistensi Tuhankenapa ini bisa terjadi pada saya? Saya tidak pernah melakukan hal aneh-aneh. Kalau memang Tuhan ada saya mau sembuh, tolong…

Rupanya Tuhan mendengar doa saya. Dokter dan perawat terkejut melihat hasil USG. Kistanya hilang, tanpa bekas. Ajaib, Saya sembuh total.  

Saya sempat takut tidak bisa berketurunan. Tapi saya belajar tentang satu hal: Penyakit itu saya anggap sebagai teguran. Saya jadi lebih peduli kesehatan. Sampai sekarang saya menerapkan pola hidup sehat, mengonsumsi makanan sehat, dan olahraga rutin agar tetap fit dan sehat. Ini pelajarannya: Ganti pembalut tiap 2 jam. Tetaplah peduli pada kesehatanmu sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan.

Baca Juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Menu