Kurangnya Edukasi Seks

Kurangnya Edukasi Seks, Membuatku Tak Sadar Pernah Jadi Korban Pelecehan Seksual

Kisah Utama

UrbanWomen – Aku Tami, 23 tahun, karyawan swasta, di Jawa. Aku pernah menjadi salah satu korban pelecehan seksual waktu sekolah. Ini karena aku tidak pernah mendapat edukasi seksual dari orang tua. Ketika itu, aku sedang menunggu jemputan ayahku di halte sekolah. Tiba-tiba saja ada orang asing yang meminta uang padaku, dan kebetulan halte tersebut sangat sepi. Sedangkan teman-temanku yang lain sudah pulang terlebih dahulu. 

Dengan wajah polos, aku bilang padanya bahwa aku tidak memiliki uang lagi dan tiba-tiba saja dia merogoh kantong bajuku yang berada tepat di area payudara. Aku tidak tahu waktu itu apa maksudnya orang lain melakukannya. Aku bingung sekali, apakah aku harus berbicara pada orang tuaku atau tidak. Sekian lama aku memendamnya, dan aku jadi takut dengan orang asing.

Semakin memasuki usia remaja, aku semakin sering melihat postingan tentang edukasi seksual melalui media sosial. Dari sinilah aku mulai sadar kalau sebetulnya aku mengalami pelecehan seksual. Seharusnya orang tersebut tidak boleh menyentuh beberapa bagian tubuhku. Aku merasa bingung, hingga akhirnya aku memberanikan diri bicara pada kedua orang tuaku tentang apa yang pernah aku alami waktu kecil.

Kedua orang tuaku sempat kaget dan merasa bersalah karena tidak pernah memberiku edukasi seks. Dari sinilah kedua orang tuaku mulai berani berbicara tentang apa saja bagian tubuh yang boleh disentuh dan tidak. Aku sempat merasa takut jika berada di tempat umum sendirian. Tapi, aku tidak menutup diri terus mencari tahu tentang edukasi seks. 

Dari sini ketika ada teman lawan jenis yang ingin memeluk aku memilih untuk menolak. Dan jika ada orang asing yang mengajak aku bicara, aku jadi lebih berhati-hati. Ibuku mulai memberi tahu jika aku harus bisa melindungi diri sendiri. Seperti, berteriak ketika ada orang yang berniat jahat atau menggodaku. Dari media sosial, semakin lama aku paham bahwa edukasi seksual itu sangat penting.

Butuh waktu yang sangat lama untuk menyembuhkan trauma tersebut. Cara pertama yang aku lakukan, dengan bercerita pada orang terdekat tentang apa yang terjadi padaku. Tapi, kita perlu memastikan bahwa orang tersebut tidak akan menghakimi. Rasa takutku ketika dewasa semakin memudar dan lebih berhati-hati. Kelak, ketika aku berkeluarga aku ingin memberi edukasi seksual pada anakku. 

Baca Juga: Perempuan di Antara Dua Pilihan: Childfree atau Punya Anak

Pengetahuan seks penting sekali diajarkan sejak dini pada anak. Baik itu pada anak laki-laki maupun perempuan harus mendapatkan itu, terutama dimulai dari keluarga lebih dulu. Tujuannya, supaya mereka mengetahui bagaimana perilaku seksual yang sehat serta mencegah terjadinya pelecehan seksual.

Sumber: Tami, 23 tahun, nama disamarkan, di Jawa

Baca Juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Menu