Me Time Seorang Ibu Adalah Bagian Dari Mencintai Diri Sendiri

Keluarga

Urbanesse, pernah nggak merasa bersalah bila ingin pergi ke salon atau sekedar jalan-jalan untuk nonton film terbaru yang kita sukai di bioskop atau ngopi cantik di mall hanya untuk merasakan Me Time guna membahagiakan hati kita dan meregangkan otak agar lebih fresh ? jika Urbanesse pernah mengalaminya, selamat! kamu nggak sendiri heehee, dulu pun saya pernah mengalaminya juga.

Moment menjadi seorang Ibu memang rasanya campur-campur ada kebahagiaan luar biasa dan ada kegalauan juga yang luar biasa. Bahagia karena dapat mengurus buah hati dengan melihat segala ketakjuban perkembangan mereka, galaunya ya itu kalau punya anak yang masih batita seperti  anak saya, kadang tidur dan melakukan aktivitas yang kita inginkan pun agak sulit, tidak seperti saat saya masih belum memiliki baby, Waktu bisa dengan mudah kita atur mau tidur dan bangun jam berapapun bebas bahkan bisa di jadwalkan heeheee…tapi setelah punya baby, hmmm…bisa sih seperti itu juga karena itu kan pilihan, tapi kadang rencana yang dibuat tidak berhasil saya jalankan dan kerap di hantui perasaaan bersalah jika melakukan hal yang kita sukai tidak bersama anak-anak kita. Karena itu tadi, ada hal tak terduga menanti.

Misalnya, ketika anak tidur saya berencana ingin membuat indomie rebus  sambil nonton film favorite saya di rumah. Anakpun tidur, sayanya juga ikutan tidur hehee… malamnya musti terjaga karena anak saya pasti bangun entah untuk menyusu, ganti popok dan bahkan bangun untuk bermain jadi waktu tidur saya berkurang bahkan ini sudah menjadi hal yang biasa saya alami, alhasil mata panda pun muncul heehee . Atau ketika lagi enak-enak makan bakso yang memang favorite saya, lalu anak saya Pup, mau tidak mau saya harus cepat-cepat membersihkannya, karena khawatir dia keburu menangis. Jadilah makan bakso pun tertunda dulu untuk mendiamkan tangisan baby, sampai kuah baksonya dingin heehee…

Atau rencana ingin memanjakan diri dengan berendam air hangat dan maskeran di rumah sambil menyeruput teh hangat ketika anak tidur lebih awal, harus kandas karena suami keburu pulang kerja, dan saya musti harus melayaninya. Sempat menarik nafas panjang sih ketika dulu mengalaminya sampai berpikir “kok begini amat ya, susah banget cuma mau makan saja”. Saya pun pernah mengalami baby blues, tiap hari yang saya rasakan bawaanya pengen marah dan nangis saja karena saya merasa tertekan sendiri, merasa seorang diri dengan segudang pekerjaan di rumah yang belum beres apalagi ketika anak sakit double banget tekanannya.

Dari kejadian-kejadian tersebut saya berpikir kembali dan menanyakan pada diri saya, kamu bahagia memiliki anak ? jelas sangat bahagia sekali, kebahagiaan yang tidak terkira. Saya tanyakan kembali ke diri saya, lalu untuk apa kamu mengeluh, hanya karena tidak cukup puas makan indomie, tidak punya waktu metime di rumah dan harus merasakan bangun di malam hari dan mengantuk di siang hari serta sudah harus bangun pagi-pagi untuk mempersiapkan bekal untuk suami ? Bukankah waktu senggang yang kamu isi dengan kebiasaanmu itu sudah pernah kamu habiskan lama ketika masa-masa kamu single dahulu ? Aku jawab lagi ke diriku “IYA, aku pernah merasakan nikmatnya pergi ke salon untuk perawatan tubuh dan wajah, jalan-jalan ke mall untuk belanja, ngopi dan nongkrong dengan teman-teman, naik gunung dan traveling ke luar kota serta  hal lainnya pun sudah saya rasakan ketika masih single. Sekarang lah saatnya saya menikmati rasanya menjadi seorang Ibu dan istri dengan segala ceritanya. Moment bahagia dan galau harus dinikmati, Karena moment ini mungkin saja tidak akan terulang, bukan?” Ucapku dalam hati.

Aku berpikir kembali tentang yang namanya rasa syukur pada Tuhan, karena masih diberikan kepercayaan untuk merawat anak-anak dan suami. Metime atau menyisihkan separuh waktu untuk memanjakan dan mengenali diri sendiri apa yang tubuh butuhkan dan melakukan aktivitas yang membuat diri saya bahagia sebagai bentuk bahwa saya mencintai diri sendiri, ini memang perlu di lakukan. Namun,  jangan sampai membuat diri saya merasa terbebani. Tidak bisa metime hari ini, masih ada hari esok dan seterusnya, yang terpenting setiap hari saya sudah melakukan versi terbaik untuk kebahagiaan diri saya yaitu merawat buah hati, memastikan mereka nyaman dan suami saya terlayani,  itu kebahagiaan terbesar saya juga. Me time ? masih bisa diatur.

Perempuan itu ketika sudah berkeluarga sangat dibutuhkan oleh suami dan anak. Ketika saya memprioritaskan dulu kebahagian saya maka kebutuhan suami dan anak pasti kepegang tanpa ada rasa beban karena kita sudah cukup tahu cara membahagiakan diri kita.

Sejak kejadian dulu saat saya merasa kualahan sendiri hingga mengalami baby blues, karena saking tidak bisa memprioritaskan waktu untuk memanjakan dan mencintai diri saya yang sejatinya sangat dibutuhkan oleh suami dan anak. Saya berpikir bahwa saya juga harus bahagia sebelum membuat suami dan anak saya bahagia, bagaimana mereka bisa saya bahagiakan ketika saya sendiri belum bisa membahagiakan diri saya.

Dulu tiap hari memang saya berkutat dengan pekerjaan rumah dari mulai Subuh hingga jam 9 malam ketika anak saya tidur. Bagi Ibu rumah tangga yang fulltime mom seperti saya kadang suka bingung gimana metimenya ketika anak masih kecil-kecil. Bahkan ada teman saya sesama Ibu juga pernah bilang “aduh kalau saya susah metime, bisa makan indomie dengan santai saja di tengah malam sudah cukup membahagiakan” terang teman saya. Buat saya teman saya tersebut sebenarnya sudah melakukan me time-nya kok, meskipun dilakukan tengah malam, Jika saat melakukan segala hal yang kita suka lalu bisa membuat diri kita bahagia bagi saya itu sudah Me Time.

Pintar-Pintar Mengatur Waktu

Untuk seorang Ibu waktu sedikit untuk memmanjakan diri itu sangat perlu, tidak usah yang mewah harus ngemall, nonton bioskop atau sekedar jalan-jalan di taman (itu boleh saja jika pilihannya bisa dilakukan) pun kalau nggak bisa, biasanya saya lebih memilih me time/ menyediakan waktu untuk saya bisa mengeksplore dan mengerjakan kegiatan yang bisa membuat saya happy. Jika anak-anak tidur jam 9 saya sudah ambil ancang-ancang untuk mempersiapkan Me Time, cukup dengan memasang aroma therapi di ruang tengah, lalu bikin minuman favorite saya yaitu Teh Manis sereh hangat dengan cemilan keripik jagung sambil membaca komik doraemon kesukaan saya atau menonton DVD drama korea yang belum tuntas saya tonton.

Lalu bagaimana kalau lagi enak-enak Me Time anak bangun menangis ? Nggak apa-apa saya berhenti dulu me timenya, film yang sedang saya tonton bisa saya pause dulu, nanti setelah anak saya tidur kembali saya lanjutkan. Toh nggak ada yang mengejar-ngejar juga kan? Semua masih bisa di lakukan, ASAL diri kita masih mau melakukannya. Kenapa nggak memilih ikut tidur saja ? sebenarnya bisa saja, tapi kan dalam hal ini saya memilih untuk me time untuk melakukan hal lain yang bisa membuat saya bahagia diluar dari pekerjaan sebagai seorang Ibu rumah tangga dan memanjakan diri saya ketika anak dan suami saya sudah pada tidur.  Saya merasa me time ini perlu untuk merefresh otak saya agar lebih jernih dan hati saya terisi lagi dengan kebahagiaan.

Pernah ada teman yang nanya, “Ih cuma bisa ngeteh aja masa bahagia ?” iya dong bahagia, karena buat ibu rumah tangga seperti saya ini hal yang mewah. Dulu karena saya pernah merasakan yang namanya baby blues, merasa sensitif dan tertekan karena pekerjaan rumah tangga yang full setiap hari, jadilah saya sekarang membuat proyek pribadi untuk diri saya sendiri.

Me Time Adalah Project Pribadi Untuk Diri Saya

Dalam 1 atau 2 hari sekali saya harus ada setidaknyanya 1-2 jam bisa menyisihkan waktu buat diri saya. Entah itu hanya sekedar ngeteh, nonton tv, baca buku atau mengerjakan kegiatan apapun deh yang bikin saya happy aja pokoknya. Karena kalau dipikir-pikir kerjaan rumah dan mengurus anak memang nggak akan ada habisnya bila saya turutin, toh kalaupun saya sisihkan sedikit saja waktu saya untuk melakukan aktivitas yang bisa membuat saya bahagia itu tidak akan membuat anak dan suami saya jadi terlantar bukan ? bisa memiliki waktu untuk me time dan saya masih tetap dapat mengerjakan pekerjaan rumah tangga sekaligus melayani anak dan suami saya dari pagi hingga petang hari. Rasanya worth it jika me time saya lakukan sebagai bentuk penghargaan terhadap diri saya setelah seharian bekerja.

Kini 1 bulan sekali saya juga mengagendakan waktu me time ke luar rumah. Bersyukur karena Suami, Ibu dan mertua saya pun mendukung. Karena menurut mereka seorang Ibu itu juga manusia biasa, memerlukan waktu untuk ia bisa melakukan aktivitas yang membuatnya senang. Karena ketika mental seorang Ibu bahagia dan positif maka seisi rumah akan positif dan bahagia juga tanpa beban dan keluhan. Metime keluar rumah saya pergi ke salon hanya untuk sekedar body dan hair treatment agar saya lebih fresh. Kadang saya juga bertemu dengan sahabat-sahabat saya yang lama kami jarang jumpa di sebuah kedai kopi  atau sekedar jalan—jalan saja ke taman dekat rumah hanya untuk makan bakso kesukaan saya.

Dulu awal-awal me time sempat merasa bersalah dan tidak enak hati, “aduh kok nggak enak ya jalan-jalan sendirian saja, aduh anak nanti gimana ya nangis nggak ya dan pikiran negatif lainnya yang muncul ketika saya metime. Tapi sekarang karena saya sudah mengerti bahwa diri saya pun perlu saya cintai dan manjakan juga. Masa iya saya manjakan anak dan suami saya tapi diri saya tidak terurus ?suami saya pun tidak mendukung hal itu, komintmen dalam diri bahwa saya perlu untuk mencintai diri saya sebelum saya mencintai yang lainnya agar dampaknya keluarga merasa bahagia dan positif.

Kini pola pikir saya sudah jauh lebih baik dibanding beberapa tahun yang lalu ketika saya pernah mengalami baby blue karena belum tahu arti mencintai diri sendiri yang sesungguhnya. Sayapun sudah tidak lagi menggerutu dan merasa lebih ikhlas dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga, karena ketika lelah saya tahu apa yang saya butuhkan untuk bikin saya happy lagi.

Dari pengalaman saya ini point pembelajaran yang saya dapatkan adalah bahwa “Kita sebagai perempuan yang nantinya akan memegang banyak tugas di dalam kehidupan berkeluarga sangat memerlukan me time /menyisihkan waktu untuk memanjakan diri dan mengerjakan hal-hal yang dapat membangkitkan lagi mood dan kebahagiaan kita. Karena ketika kita sebagai perempuan yang harus bisa memegang peran sebagai seorang seorang Ibu dan istri tidak merasa happy dengan pekerjaan yang kita lakukan, maka aura negatif dan ketidakbahagiaan pun akan terpancar di kehidupan anak dan pasangan kita. Jadi, berdasarkan pengalaman yang saya rasakan dulu dan kini, mencintai dan memprioritaskan kebahagiaan untuk diri sendiri adalah hal yang paling utama sebelum kita mencintai dan membahagiakan suami dan anak-anak kita.

Dan pastinya keluarga terutama pasangan/suami harus mendukung project metime kita ini, karena yang saya rasakan support system dalam keluarga sangat diperlukan agar seorang istri dan Ibu dapat menjalani hari-harinya dengan rasa bahagia dan tidak merasa terbebani dengan pekerjaan di tiap harinya.

So Urbanesse jika kamu belum berhasil me time hari ini jangan khawatir masih ada hari esok  heehee, yang penting pastikan diri kita memiliki waktu untuk dapat mengenal dan mencintai diri kita sebelum kita membagi cinta kita dengan orang lain pasangan, anak dan keluarga

Karena keluarga bahagia berawal dari istri yang sudah merasa bahagia. Happy Mom, Happy Wife, Happt Life tidak mustahil akan tercipta jika kita sudah tahu cara menciptakan kebahagiaan untuk diri sendiri.

 

 

Baca Juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Menu