Urbanwomen – Namaku Putri, saat ini usiaku 28 tahun. Aku ingin berbagi pengalamanku menabung dan berinvestasi hingga kini aku mulai merasakan manfaat dari upayaku sejak dulu. Perjalanan menabungku dimulai sejak pertama kali bekerja di tahun 2015. Saat itu aku bekerja sebagai Pekerja Sosial di salah satu Panti Rehabilitasi NAPZA. Motivasiku menabung saat itu karena aku butuh uang untuk berjaga-jaga di keadaan darurat atau dana darurat, mengingat kondisiku saat itu berada di perantauan. Selain itu aku juga menabung karena punya keinginan membeli barang-barang tertentu. Dulu selain menabung, aku juga mencoba investasi berupa deposito karena resikonya rendah.
Ternyata aku semakin penasaran dengan produk investasi, sehingga aku terus mencari tahu mengenai hal tersebut. Setelah mempelajarinya, aku memberanikan diri untuk menambah produk investasiku ke reksadana. Aku banyak bertanya ke orang-orang yang sudah lebih dulu memiliki reksadana. Kebetulan saat itu aku baru mulai untuk kuliah lagi di salah satu PTN dan temanku ada yang sudah berpengalaman dengan reksadana, jadi aku banyak bertanya kepada dia. Mulailah aku berinvestasi di reksadana di tahun 2017
Setelah menikah tahun 2019, aku jadi punya 2 sumber pendapatan yaitu gajiku dan gaji suami. Disini aku semakin gencar berinvestasi. Kali ini aku memberanikan diri untuk mencoba berinvestasi di saham. Karena sudah punya dana darurat dan dana lainnya sudah aman, aku merasa lebih tenang untuk memilih saham, aku juga tidak akan pusing kalau harga saham naik turun, karena aku paham bahwa saham adalah investasi jangka panjang.
Kuberanikan diri mulai sedikit demi sedikit di saham. Dimulai dengan modal kecil karena baru belajar. Aku pun baru tahu bahwa dengan uang Rp. 100.000 ternyata sudah bisa membeli saham. Sama ketika dulu aku memulai reksadana, aku banyak belajar. Aku membeli buku-buku tentang investasi saham, bahkan sekarang banyak sekali edukasi tentang saham di internet seperti Youtube bahkan Tiktok. Aku juga bertanya dengan orang-orang yang lebih berpengalaman dan aku percayai. Selain itu, aku bergabung dengan group-group Whatsapp yang mengedukasi mengenai saham.
Hingga kini, aku masih terus menabung dan berinvestasi di 3 produk yaitu saham, reksadana dan deposito dengan pembagian uang di saham 60%, reksadana 30%, deposito 5%, dan sisanya di tabungan. Menurutku perlu diversifikasi, jangan semuanya di saham atau semuanya di deposito. Kalau untuk jangka panjang dan menengah, aku pilih saham dan reksadana. Kalau untuk dana darurat atau jangka pendek, aku investasikan juga di deposito.
Motivasiku melakukan ini semua selain karena agar uangku tidak tergerus inflasi, juga agar upayaku untuk menabung ada hasilnya untuk kebutuhanku dan keluarga selain itu aku juga ingin memiliki pendapatan pasif di masa depan. Misalnya, reksadana aku proyeksikan untuk uang jika nanti aku melahirkan, pendidikan anak, beli tanah atau rumah dengan cash.
Manfaat yang kurasakan hingga saat ini, pertama aku menjadi lebih semangat dalam belajar. Misalnya ketika kita mau membeli saham, kita harus lihat lampiran keuangan perusahaan, berita-berita dan analisis fundamental perusahaan. Kedua, tentu jadi punya banyak keuntungan yang didapat dari segi finansial. Misalnya, salah satu saham yang kubeli di tahun 2019 nilainya naik 80% di tahun 2020. Ketiga, aku justru lebih bisa bijaksana dalam memenuhi keinginanku. Contohnya ketika aku ingin membeli lipstick seharga Rp. 100.000, padahal aku sudah punya banyak lipstick, lalu aku berpikir lebih baik uangnya aku pakai untuk membeli 1 lot saham dan ada kembalian pula. Manfaat lainnya, aku jadi punya banyak kenalan dan mentor dan bisa memberikan edukasi tentang pentingnya menabung dan investasi ke keluarga dan teman-teman terdekat. Pengalamanku mulai dari belajar menabung dan berani berinvestasi benar-benar mengubah mindsetku
Baca Juga: Pengelolaan Keuangan: Pentingnya Peran Orangtua
Pesanku untuk teman-teman yang ingin mulai belajar menabung dan berinvestasi, belajarlah sebanyak-banyaknya dari banyak sumber dan mulai dari nominal yang kecil terlebih dahulu. Jangan lupa amankan dulu dana darurat dan kebutuhan lain yang lebih mendesak.