Mengenal-baby-syndrom

Mengenal Syndrome Baby Blues dan Dampaknya pada Hubungan Cinta

Cinta & Relasi

UrbanWomen – Sist hubungan dengan pasangan, keluarga, dan teman seringkali berubah setelah melahirkan. Perubahan dari pasangan menjadi keluarga beranggotakan tiga orang, atau mungkin lebih, bisa jadi salah satu transformasi terbesar yang kamu hadapi dalam hubungan cinta. Salah satu faktor terbesar yang menyebabkan ketegangan dan masalah dalam hubungan setelah melahirkan adalah kelelahan dan syndrome baby blues

Apa sih syndrome baby blues itu?

Syndrome baby blues adalah perasaan sedih yang dibawa ibu sejak hamil yang berhubungan dengan kesulitan ibu menerima kehadiran bayinya. Perubahan ini merupakan respon alami dari kelelahan pasca persalinan. 1 Postpartum baby blues adalah gangguan suasana hati yang berlangsung selama 3-6 hari pasca melahirkan. Syndrome baby blues ini sering terjadi dalam 14 hari pertama setelah melahirkan, dan cenderung jadi lebih buruk pada hari ke tiga dan ke empat.

Tapi tau gak sih baby blues juga bisa terjadi pada sang ayah loh, sebuah studi menunjukkan bahwa ayah baru juga bisa mengalami baby blues. Mereka mungkin merasa sedih, lelah, kewalahan, cemas, atau mengalami perubahan dalam pola makan dan tidur mereka yang biasa. Gejalanya sama seperti yang dialami sang ibu.

Ayah muda, dengan riwayat depresi, mengalami masalah hubungan, atau struggle secara finansial paling berisiko mengalami baby blues. Baby blues pada ayah (atau disebut juga paternal postpartum depression) bisa mempunyai efek negatif yang sama pada hubungan pasangan dan perkembangan anak.

Dampak baby blues pada keharmonisan hubungan cinta

Kelelahan, kurang tidur bisa berdampak besar pada kehidupan sehari-hari dan menuntun pada depresi. Orang tua baru juga sering kekurangan waktu. Jam-jam yang sebelumnya digunakan untuk bersosialisasi, bersantai, dan melakukan pekerjaan rumah tangga hilang, hal ini bisa mempengaruhi dinamika dalam hubungan. Beberapa hal yang berubah dalam hubungan saat baby blues.

  • Komunikasi Jadi Transaksional

Perubahan waktu tidur dan kurangnya istirahat membuat pasangan jadi jarang mengobrol, komunikasi kadang hanya terjadi terkait merawat anak misalnya,

“Tolong cucikan botol susu” atau “Sekarang giliran kamu gendong aku mau mandi.”

Komunikasi yang ada lebih seperti tuntutan, dan bisa membuat pasangan kesal dengan satu sama lain. Karena kalian gak punya waktu dan energi untuk melakukan semua hal yang menjaga hubungan tetap kuat. 

Bagaimana cara mengatasi hal ini?

Pasangan perlu menyediakan waktu untuk mengobrol walaupun hanya sebentar, kalian perlu berbicara hal lain, coba perhatikan pasangan dan lupakan sejenak obrolan soal pengasuhan anak. Ini mungkin terdengar sederhana, tapi sekedar jalan-jalan sebentar di sekitar rumah atau makan malam bersama bisa membantu kamu dan pasangan tetap terhubung dan berkomunikasi.

Kalian bisa mendapatkan sedikit waktu kosong dengan mencari pengasuh, meminta anggota keluarga menjaga bayi, atau membuat rencana untuk menghabiskan waktu bersama setelah bayi tidur.

  • Rindu Momen Spontan yang Dulu

Membuat momen indah bersama akan berbeda setelah punya anak. Kamu mungkin pernah secara spontan pergi candle light dinner untuk mencoba restoran baru atau menghabiskan weekend piknik dan camping bersama. Tapi sekarang, rasa spontanitas yang cenderung membuat hubungan tetap menarik sudah gak ada lagi. Karena saat kalian mau pergi jalan-jalan perlu perencanaan dan persiapan yang matang seperti logistik (botol susu, tas popok, baju ganti, dll).

Bagaimana cara mengatasi hal ini?

Kalian perlu mencoba melakukan hal-hal baru bersama untuk mengingatkan kalian pada kehidupan sebelum punya anak. Gak masalah untuk mengubah caramu berpikir tentang menghabiskan waktu bersama dan menjadi tipe orang yang lebih terencana ke depannya. Jadwalkan waktu satu sama lain di kalender jadi kalian akan menantikannya.

Baca Juga: Menjalankan Peran Baru sebagai Seorang Ayah, Aku Merasa Stres dan Tidak Sebebas Dulu

  • Emosi yang Gak Stabil

Adanya perubahan hormonal, kurang tidur, dan tekanan yang datang karena bayi yang baru lahir, memungkinkan kamu gak stabil secara emosional, bisa membuat kamu membentak pasangan dan menempatkannya di bagian terbawah prioritasmu. Semua hal jadi terasa sulit dan berat saat emosi gak stabil, bisa membuat pasangan khawatir, gak bahagia, bahkan hubungan kalian bisa jadi renggang.

Bagaimana cara mengatasi hal ini?

Emosi yang gak stabil ini biasanya bersifat sementara, tapi kalau kondisi ini gak kunjung membaik, segera bicarakan dengan doktermu. Sementara itu, lakukan apa yang bisa kalian lakukan untuk mencoba berkomunikasi dengan baik kepada pasanganmu.

  • Kurangnya Me Time

Gak hanya waktu bersama yang berubah saat kalian mempunyai anak, waktu me time juga cenderung berubah bahkan hilang. Kurangnya waktu me time bisa mempengaruhi mood pasangan dan kualitas hubungan.

Bagaimana cara mengatasi hal ini?

Penting untuk saling meminta waktu yang kalian butuhkan untuk mengurus diri sendiri dan membantu memberikannya pada satu sama lain. Misalnya pergi ke gym, hangout dengan teman, atau sekedar ke salon dan manicure. Istirahat dan cukupnya waktu me time bisa membantu menjadikan kamu pasangan yang baik dan orang tua yang baik.

Terlepas dari semua masalah berat yang didapatkan dalam suatu hubungan setelah punya anak, hubungan justru bisa lebih kuat dan lebih dalam. Karena kalian sekarang bukan hanya pasangan, tapi juga keluarga, dan saat kalian bisa mengatasi hal-hal sulit, kalian bisa membangun fondasi yang kuat untuk hubungan cinta dan menjadi orang tua.

Baca Juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Menu