Bulan-bulan ini bisa jadi menjadi masa-masa terberat bagi sebagian besar orang. Covid-19 membawa kita pada tatanan kebiasan baru, from old normal to new normal. Melakukan segala macam aktifitas dari rumah, menjaga kesehatan, kebersihan, termasuk juga menjaga kewarasan. Iya nggak? Nggak ada minum kopi cantik bersama sahabat-sahabat tercinta, nggak ada acara jalan ke mall, window shopping aja via daring, dan banyak hal yang kita memang harus adaptasi termasuk bermasker. Pertemuan demi pertemuan dilakukan via daring, ngumpul-ngumpul juga harus lewat aplikasi di rumah masing-masing. Termasuk merayakan momen perayaan ya..
Sebuah momen besar bagi saya di bulan ini adalah merayakan lebaran. Lebaran yang biasanya bisa berkumpul dengan suami, tahun ini merasakan tanpa suami. Lebih banyak di rumah, deal pekerjaan juga dari rumah, termasuk juga nggak bisa mudik lebaran yang sudah membudaya di Indonesia. Sedih iya, apalagi kalau nonton berita akhir-akhir ini, banyak orang yang nggak peduli dengan protokol yang sudah diumumkan oleh pemerintah. Buktinya, pasar ramai, mall penuh sedangkan kita masih tetap bertahan diam di rumah saja, masih keluar untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak semisal belanja sayur, bahan makanan, popok bayi yang sifatnya tidak bisa ditunda.
Jelaslah kalau lebay, baper, mellow membayangkan tahun lalu merayakan lebaran begini begitu. Sekarang, sepi, jauh dari suami, merana dan rasa-rasa negatif hadir silih berganti. Tapi kalau direnungkan lebih dalam, flashback yang terlalu lama justru membuat gagal move on, paling parah justru membuat kita menjadi umat yang mengingkari nikmat. Satu dua kesedihan yang masih bisa dihitung jika terus dipelihara tanpa perlawanan justru akan membuat kita tidak bisa melihat kebaikan, tidak bisa bersyukur, bahkan menjadi penghalang untuk produktif. Tahun ini, bisa jadi tak bisa mudik untuk berkumpul dengan keluarga dan pasangan tapi jika kita bisa melawan dengan sebuah positive thinking maka akan beda hasilnya. Misal tak bisa mudik dan berkumpul dengan pasangan tetapi kita sekeluarga dianugerahi nikmat sehat, tidak kekurangan untuk makan, finansial aman, masih bisa berbagi, bahkan masih bisa bekerja bukankah itu sebuah rejeki besar? Di luar sana, masih banyak yang harus berjuang demi bisa makan hari ini, ada yang kena pemutusan hubungan kerja sepihak tanpa pesangon. Daaaan masih banyak hal positif jika kita mau menghadirkannya. ‘Pelangi’ yang indah masih bisa terlihat meski di tengah badai dan awan gelap sekalipun. Tetap semangat. Stay safe, stay healthy!