Menjadi Lebih Mandiri, Caraku untuk Menyembuhkan Luka dari Hubungan Toxic

Menjadi Lebih Mandiri, Caraku untuk Menyembuhkan Luka dari Hubungan Toxic

Kisah Utama

UrbanWomen – Aku Siska, 29 tahun, karyawan swasta, di Jakarta. Di masa lalu, aku pernah menjalani hubungan toxic karena ketergantungan finansial oleh pasangan. Aku pernah diperlakukan seperti ratu oleh mantan pacarku, apapun yang aku mau pasti dia turuti. Aku merasa menjadi orang yang istimewa karena diperlakukan seperti itu. Pacarku ini tidak pernah perhitungan padaku.

Tiap kami pergi keluar untuk sekedar makan dan jalan-jalan, dialah yang membayar semuanya. Aku merasa dia sangat menyayangiku. Dia akan marah jika aku mengeluarkan uang untuknya. Dia bilang kalau selama kita berpacaran, semua kebutuhanku juga menjadi tanggung jawabnya. Aku menceritakan ini pada teman-teman. Tentu, banyak orang yang iri aku bisa mendapatkan pasangan seperti itu.

Tiap bulan pacarku mengirimkan uang, jika aku menolak dia bisa marah. Karena aku merasa bahwa dia sudah terlalu baik, aku ingin membalas kebaikannya. Aku rela melakukan apa yang dia mau. Dari sinilah mulai terlihat tujuanya yang sering memberiku uang. Dia mulai berani melarangku bersosialisasi.

Tiap pulang kuliah, dia tidak mengizinkan aku main dengan teman-teman lainnya. Dia akan merasa sangat marah jika tahu aku memiliki teman laki-laki. Karena aku merasa dia sudah sangat baik, aku menuruti kemauannya untuk tidak terlalu sering berinteraksi dengan teman-temanku. Selama berpacaran dengannya, aku merasa hidupku terisolasi.

Aku menjadi ketergantungan, karena tidak ada orang lain lagi yang bisa aku andalkan. Teman-temanku sudah mulai menjauh. Kurang lebih selama tiga tahun, tidak ada kebahagiaan dalam hidupku. Dia semakin berani banyak mengaturku. Aku merasa sangat stres, dan kehilangan diri sendiri. Aku tidak bisa seperti ini terus. Aku coba untuk menceritakan tentang hubunganku pada teman terdekat, dan dia menyarankan aku untuk segera putus.

Waktu itu, aku merasa berat meninggalkannya karena aku ketergantungan padanya dalam semua hal. Tapi aku sadar, bahwa aku tidak bisa seperti ini terus. Perlahan, aku mulai menjauh dan memberanikan diri untuk putus darinya. Dia tidak pernah merasa bersalah. Justru ketika aku meminta putus, dia menantangku apakah aku bisa hidup tanpanya.

Akhirnya aku meminta putus darinya. Setelah putus darinya, keuanganku mulai berantakan. Dari sinilah aku mulai mencari penghasilan sendiri. Aku mulai belajar untuk mengandalkan diri sendiri dan lebih sering bersosialisasi dengan banyak orang. Setelah aku berhasil mendapatkan pekerjaan dan memiliki penghasilan sendiri, aku tidak mau lagi ketergantungan pada orang lain.

Baca Juga: Perjuanganku Menyembuhkan Luka diri karena Hubungan Toxic

Aku sudah mulai bisa berdamai dan move on dari masa lalu. Aku memulai hubungan baru dengan orang lain. Di hubunganku yang sekarang, aku lebih suka jika kami saling bergantian membayar  jika makan atau jalan-jalan bersama. Aku tidak mau lagi menerima uang begitu saja dari pacarku. Beda halnya ketika kami sudah menikah. Aku tidak lagi ketergantungan pada siapapun, kecuali diri sendiri. Butuh waktu lama, untuk belajar dari kesalahan masa lalu. Tapi memang sudah seharusnya kita tidak ketergantungan pada orang lain.

Aku merasa, hubunganku saat ini terasa lebih sehat. Karena bisa saling menghargai dan saling memberi kepercayaan tanpa banyak mengatur satu sama lain.

Jangan terlalu menyalahkan diri sendiri atas apa yang menimpa hubunganmu. Kamu tidak perlu merasa bersalah, justru kamu sudah melakukan yang terbaik. Katakan pada dirimu sendiri bahwa kamu bisa mendapatkan orang lain yang lebih baik. Dan sebelum kamu mulai mencintai orang lain, mulailah mencintai diri sendiri.

Sumber: Siska, 29 tahun, nama disamarkan, di Jakarta

Baca Juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Menu