Menyeimbangkan Peran, antara Urusan Pekerjaan dan Pribadi

Menyeimbangkan Peran, antara Urusan Pekerjaan dan Pribadi

Perempuan & Karir

Urbanwomen – Perkenalkan namaku Della, 24 tahun, bekerja di sebuah pabrik di salah satu daerah industri Jawa Timur. Tahun 2017 di bulan April, ada seorang pria yang mengajakku berkenalan melalui media sosial. 

Pada tahun 2019 lalu, 2 tahun setelah berpacaran, pria itu memintaku untuk bekerja untuknya sebagai asisten pribadi. Tidak hanya asisten pribadi, aku juga merangkap menjadi sekretaris dan pemegang uang kas pabrik. Di sinilah aku dituntut harus mampu menyeimbangkan peran diriku.

Sebagai seorang wanita karir, aku berusaha bersikap profesional, antara urusan pekerjaan dan pribadi. Memang tak mudah, terkadang tekanan pekerjaan dari pacarku datang bersamaan dengan tekanan bos (ayah pacarku). Pernah tiba-tiba saja aku mendapat pekerjaan dadakan, disuruh langsung selesai saat itu juga padahal itu last minutes sebelum kita berangkat meeting di luar kota. Tapi aku mampu mengerjakannya dengan baik dan tepat waktu. 

Namun, aku selalu ingat bahwa tekanan itu akan selalu ada. Pernah waktu itu terbesit dipikiranku untuk berhenti. Tapi, aku selalu mencoba untuk mengingatkan pada diri sendiri bahwa hari-hari buruk itu akan selalu ada, tidak hanya aku yang mengalami. Jadi, tinggal bagaimana cara kita menanggapinya. 

Sebagai seorang anak satpam, anak perempuan pertama, aku membantu membiayai listrik di rumah, meskipun aku tinggal di kontrakan di luar kota. Aku membantu membayar cicilan motor baru bapakku. Kadang masih ada berbagai keperluan lain yang mau tidak mau aku harus bantu bayar. 

Aku juga belajar untuk menekankan pentingnya kedisiplinan dalam mengatur prioritas. Mana yang harus didahulukan dan dilakukan sendiri. Tak jarang, aku menolak ajakan teman jika hanya sekedar untuk berkumpul. Aku membuat jadwal kegiatan setiap harinya, mana yang penting aku lakukan terlebih dahulu. Karena dengan begitu, semua akan berjalan seimbang termasuk untuk kepentingan diri sendiri.

Semua tekanan tersebut, memang tidak mudah dilewati tapi aku sangat menikmatinya, terlebih aku mempunyai cara tersendiri untuk menyenangkan diri. Aku mengapresiasi diri dengan berbelanja, bagiku itu sudah sangat merefresh otakku. Seperti bulan kemarin, aku membeli satu set skincare bagiku hal itu sangat menyenangkan karena bisa merawat diri. Bulan Mei aku membeli kalung emas. Walau begitu, aku tetap membeli barang-barang yang bisa dipakai dan bisa dijadikan investasi ke depannya tidak hanya untuk pajangan. Lega sekali rasanya bisa beli ini itu.

Baca Juga: 5 Alasan Kamu Harus Mempunyai Target untuk Keseimbangan Hidup

Aku juga yakin, banyak wanita diluar sana yang lebih hebat dariku. Terima kasih karena sudah menjadi wanita yang mampu mengimbangi kehidupan pribadi dengan pekerjaan. Terima kasih sudah berusaha keras hingga pada akhirnya kita tidak perlu menunjukkan siapa diri kita pada dunia. Sudahi keinginan mendapatkan pujian dan pengakuan dari orang lain. Lagi pula, siapa lagi yang lebih bangga kalau bukan diri kita sendiri? Apresiasi dirimu dan tegakkan kepalamu, katakan dalam hatimu bahwa “Hari buruk akan selalu ada, tapi kita terlalu kuat untuk ditaklukkan”.

Baca Juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Menu