melepasnya demi diri sendiri

Merelakan, Demi Diriku Sendiri

Kewanitaan

Urbanwomen – Pada usia 20 tahun, setelah lulus dari sekolah dan sempat bekerja, aku memutuskan untuk menikah. Usia suamiku 27 tahun. Waktu sekolah, aku sudah tinggal dengan orang lain, aku bekerja di sana dan dibiayai sekolah. Ketika umurku masih terbilang sangat muda, tak ada masukan atau nasehat untukku ketika aku memikirkan untuk menikah. Ketika itu aku menganggap bahwa menikah adalah satu-satunya jalan agar ada orang yang selalu menemaniku, mendengarkan keluh kesahku, dan bertanggungjawab terhadapku. 

Ternyata aku salah. Sesudah menikah mulailah muncul berbagai masalah. Anakku satu, masih bayi, dengan banyak kebutuhan. Beli susu, popok, baju bayi, dan lainnya. Suamiku berdiam saja dengan gaji yang tidak cukup memenuhi kebutuhan kami. Memang sejak pacaran dia sudah jujur soal gajinya dan aku merasa tak masalah. Soal uang bisa kami atasi bersama. Nyatanya tak semudah itu. Suamiku hanya memikirkan diri sendiri. Uangnya habis  untuk membeli kuota internet agar bisa main game dan beli rokok. Seringkali dia lupa pada tanggung jawabnya. 

Lagi-lagi kuanggap dia akan berubah. Tapi harus aku yang lagi-lagi berkorban demi memenuhi kebutuhan kami sehari sehari. Aku tidak memikirkan diri sendiri, tidak mencintai diri sendiri. Tentang harapanku akan kehidupan layak bagi anakku dan kami suamiku cuma selalu bilang dia akan berubah untuk kami dan lebih bertanggung jawab pada kami. Aku tidak merasa keberatan membiarkan diri bekerja demi kehidupan kami. Tapi aku juga ingin dia lebih giat bekerja. Walau dia seringkali mengecewakanku, selalu membohongiku, aku tetap diam menahan. Aku bahkan selalu memaafkannya. 

Sampai tiga tahun menikah, suamiku tidak berubah. Aku menganggap aku tidak pernah memikirkan diri sendiri, tidak mencintai diri sendiri.  Terpikir olehku untuk bercerai. Aku sadar dia tak pernah sungguh-sungguh bertanggung jawab terhadap kami. Justru aku menjadi lebih sering menyalahkan diri sendiri karenanya. Sekarang aku sadar, terlalu mencintai seseorang dan rela melakukan apapun demi dia yang tidak pernah peduli pada diri kita, bahkan secara tidak langsung mengubah diri kita, adalah  sama saja dengan tidak menghargai diri sendiri. (*)

Baca Juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Menu