Memiliki minat besar pada isu sosial dan politik membuatku tumbuh dewasa dengan semangat berorganisasi serta melakukan berbagai kegiatan sebagai aktivis. Saking sibuk bergumul dengan kegiatan organisasi aku rasanya menjadi asyik dengan dunia sendiri. Aku bahkan sudah tidak pernah lagi berpacaran sejak 5 tahun terakhir.
Aku memilih aktif dalam kegiatan organisasi karena merasa berkewajiban untuk bisa berkontribusi bagi masyarakat dengan menyuarakan isu-isu sosial. Bukan hanya untuk masyarakat, menjadi aktivis juga membuatku menjadi lebih kritis dalam memandang berbagai hal.
Turun ke jalan, berdiskusi tentang kondisi sosial dan politik tanah air, membuat berbagai agenda rutin yang bermanfaat bagi anggota organisasi, berjejaring, dan tak jarang terlibat dalam kontestasi politik internal organisasi, rasanya sudah cukup menyita waktu juga pikiranku. Belum lagi saat ini aku juga bekerja di salah satu kantor pengacara. Di luar organisasi, aku juga punya kawan-kawan sepermainan yang menyenangkan. Itulah mengapa mencari pasangan bukanlah prioritasku saat ini.
Mungkin banyak teman bertanya mengapa harus turun ke jalan? Karena kenyataannya banyak kebijakan yang sebenarnya merugikan masyarakat dan tidak semua usulan didengarkan. Dan tentunya apa yang kami sampaikan merupakan hasil kajian panjang yang bisa dipertanggungjawabkan. Aku dan kawan-kawan organisasi hadir untuk menjadi kontrol sosial ketika yang lain tidak bisa membagi perhatian.
Di usiaku yang masih cukup muda masih banyak sekali hal yang aku ingin gapai. Aku ingin bisa mengembangkan karier di dunia hukum serta menantang diri untuk berada pada tingkatl kepemimpinan tertentu dalam organisasi. Aku sebenarnya bukan orang yang terlalu ambisius, tetapi bagiku masa muda adalah masa-masa yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Dengan berkembang maksimal aku berharap bisa mendapatkan masa depan yang baik, bisa membahagiakan kedua orangtuaku, menghidupi adik-adikku, serta berkontribusi bagi masyarakat terutama organisasiku.
Selain itu, tidaklah mudah mendapatkan pasangan yang tepat. Kegagalanku terdahulu dengan beberapa orang membuatku kini memiliki banyak pertimbangan ketika memilih pasangan. Pengalaman memang membuatku kian dewasa dan berhati-hati dalam memutuskan. Aku menjadi lebih tahu laki-laki seperti apa yang tepat bagiku, apa yang kubutuhkan, apa yang penting bagiku dan tidak bisa dikompromikan, dan lain sebagainya.
Satu hal yang paling penting dan agak sulit adalah menemukan laki-laki yang mendukungku untuk terus berorganisasi. Tak banyak laki-laki suka pada perempuan yang kerap ikut berdemonstrasi di jalanan. Aku bahkan pernah dikhianati oleh salah satu mantan pacarku karena menurutnya aku terlalu sibuk berorganisasi dan dia tidak suka. Jika pun ada, kemungkinan besar datang dari kalangan aktivis juga dan aku tidak mau. Aku sendiri punya pertimbangan khusus tidak menginginkan pasangan dari kalangan aktivis.
Bukan tanpa alasan. Aku tahu betul bagaimana kegiatan di organisasi dapat menyita waktu. Aku butuh pasangan yang bisa mengimbangi kesibukanku. Selain itu, pasangan yang berbeda denganku dapat memberikan pandangan-pandangan baru sehingga hubungan kami akan terasa dinamis.
Meski menikmati kehidupanku saat ini tanpa pasangan aku tetap perempuan biasa yang ingin menikah suatu hari. Aku juga tidak ingin terus terlena dalam kesendirian. Aku tahu batas waktuku. Dan jika sampai pada titik itu aku ingin benar-benar siap membangun rumah tangga. Menemukan laki-laki yang mencintai diri dan jiwaku sebagai seorang aktivis, yang dewasa dan memperlakukanku dengan penuh hormat, serta tentu saja yang juga siap memberi rasa aman secara fisik maupun finansial. Rasanya hal-hal itu akan bisa menyempurnakan kehidupanku yang sudah bahagia saat ini.
Terkadang, beberapa laki-laki nampaknya salah menilaiku. Aku memang vokal dan berani, tetapi bukan berarti keras kepala dan tidak toleran. Aku percaya, jika kita bertemu dengan orang yang tepat serta berkomunikasi dengan baik, segalanya bisa berjalan dengan indah, toleran, dan harmonis. Aku yakin waktu itu akan tiba, maka dari itu aku cukup menjalani hari ini dengan baik. Tanpa mencari atau berpikir terlalu keras untuk itu. Ada banyak yang harus kuperjuangkan saat ini.
Sumber: Harid Anjani