Halo Urbanesse, Pada hari Sabtu (29/6) lalu Urban Women kembali mengadakan pertemuan Urban Women Heart to Heart tentang bagaimana menyikapi rasa iri hati. Dalam pertemuan yang diadakan di Mangia Coffee & Eatry, dengan suasana tempat yang cukup hangat dan rumahan serta menu yang cukup menyehatkan seperti Juice sayur buah, Salad dan menu ringan lainnya yang menarik di lidah orang Indonesia seperti para member yang hadir saat itu cukup senang bisa bertemu di UW Heart to Heart kali ini. Para membet slaing bersua di Mangia cafe yang Berlokasi di daerah Panglima Polim, Jakarta Selatan. Hadir anggota Urban Women Nissa, Lina & Tria yang saling sharing cerita mengenai pengalamannya seputar iri hati.
Nissa narasumber tamu pada Urban Women heart to heart kali ini menceritakan tentang pengalaman ia dulu pernah juga merasa iri hati pada beberapa rekannya, Namun rasa iri yang dimilikinya tIdak sampai membuatnya dengki atau berniat buruk untuk melemahkan atau menjatuhkan orang lain ‘Buat saya dulu yang pernah juga mengalami perasaan iri hati pada beberapa teman, saya anggap sebagai perasaan manusiawi sih ya karena kalau nggak iri dulu kita nggak akan punya acuan untuk menjadi lebih baik. Jadi rasa iri yang dulu sempat saya rasakan saya gunakan sebagai pecutan semangat buat saya bisa menjadi lebih baik dan semangat lagi seperti rekan saya tersebut. Kalaupun nggak sama dengan rekan yang saya iri-kan itu nggak menjadikan saya kesal atau emosi melainkan menyadari bahwa setiap orang memiliki kesempatan dan jalan yang berbeda-beda juga perjuangannya pun berbeda. Saya ya…diri saya dan mereka adalah diri mereka sudah ada bagian-bagiannya jadi saya pikir untuk apa saya iri toh nggak akan membawa saya kemana-mana yang ada saya nggak jadi apa-apa dengan memunculkan rasa iri di hati. Jadi orang lain nggak, menjadi diri sendiri juga nggak, lebih baik saya melakukan hal yang membuat saya bahagia dan tenang sesuai dengan kemampuan saya tanpa harus lagi menengok kanan kiri, itu sih yang saya lakukan sekarang’ Terang Nissa.
Bagi Nissa, ketika dirinya telah memilih menjadi seorang istri dan ibu berarti dirinya memilih untuk melepaskan perasaan-perasaan yang berisi membanding-bandingkan kehidupan yang dimilikinya dengan hidup orang lain yang berujung iri hati ‘buat saya rasa iri hati akan mudah di gerus ketika saya memilih untuk lebih banyak bersyukur saja dengan hal kecil yang saya miliki atau alami misalnya ketika rasa iri melanda seperti, tetangga ada yang pergi liburan ke luar negeri misalnya, jujur terbesit ada rasa iri memang di hati tetapi rasa itu saya buru-buru buang jauh dengan cara mengatakan pada diri sendiri keberkahan yang saya punya detik itu. Ok mungkin sekarang saya dan keluarga belum bisa jalan-jalan ke luar negeri tetapi suatu hari nanti pasti bisa, saya bersyukur setiap hari selalu bisa berkumpul bersama anak-anak saya, membesarkan mereka dengann tangan saya sendiri dan suami juga mendukung, setiap weekend ketika suami libur bekerja, ia menyempatkan waktunya untuk mengajak saya sekedar makan bakso berdua anak saya titip dulu ke mama saya, inilah kenikmatan hidup saya yang harus saya syukuri belum tentu orang lain miliki. Mertua dan suami yang baik, anak-anak yang sehat dan saya urus sendiri juga diri saya yang masih bisa menyempatkan berduaan dengan pasangan, inilah yang akhirnya membuat saya bersyukur dan melenyapkan rasa iri hati.
Lina member urban women, juga pernah memiliki pengalaman serupa dengan Nissa. Ia kini lebih memilih untuk mengurus kehidupannya ketimbang memupuk perasaan iri ‘Karena berdasarkan pengalaman yang pernah saya alami, menghadirkan rasa iri di hati tidak membawa keuntungan buat diri saya, pikiran jadi negatif dan nggak enak. Daripada menghadirkan rasa iri saya lebih memilih menikmati kehidupan saya hari ini karena setiap orang sudah memiliki jalan & perjuanganya masing-masing sehingga ada di titik-titik tersebut hari ini. S aya dengan cerita saya dan orang lain juga punya cerita dan perjuangan yang menempanya sendiri-sendiri, dengan berpikir begitu saya jadi lebih bersyukur dengan kehidupan yang saya miliki hari ini’ ungkapnya.
Tria salah satu member kami juga pernah memiliki perasaan iri hati, namun rasa iri tersebut ia jadikan semangat mengembangkan potensi diri sehingga bisa bekerja sampai hari ini sesuai dengan passionnya yaitu sebagai content social media creative di salah satu agency di Jakarta. Ia pun kini jadi lebih banyak menganalisa rasa iri apakah orang lain yang iri pada dirinya atau hanya perasaan negatifnya saja ‘dengan menganalisa kaya gitu saya jadi lebih damai secara batin, sempat iri kaya gini kok teman saya sudah menikah kenapa saya belum? disinilah saya belajar menganalisa oh itu mungkin karena teman saya juga perjuangannya cukup lama makanya ia sekarang sudah di pertemukan dengan pasangannya, saya belum karena mungkin saya masih harus menjadi manfaat dulu untuk keluarga saya dan fokus ke pekerjaan saya sekarang, seperti juga rezeki jodoh juga sudah ada bagiannya masing-masing, pasti akan datang pasangan buat saya kok di waktu yang tepat. Dengan berpikir dan afirmasi/mengatakan hal positif untuk diri sendiri kaya begitu, jujur ini sangat berfungsi banget buat saya melunturkan perasaan iri hati’ ungkap tria.
Dari sharing pengalaman tersebut kami sepakat bahwa menyikapi rasa iri hati dengan :
- Menyikapi rasa iri hati agar juga tidak berujung dengki (hasrat ingin menjatuhkan orang yang diirikan) adalah dengan memperbanyak rasa syukur, menerima dan mencintai lebih hidup kita dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Mencatat kembali keberkahan apa saja meski kecil, meski sediki atau sepele tetapi dengan mensyukur hal terkecil yang kita sudah miliki atau dapatkan itu sangat besar efeknya untuk menggerus rasa iri hati dan prasangka buruk ke orang lain. Belajar untuk sedikit mengeluh, banyak bersyukur itu yang anggota kami juga lakukan.
- Mengenali diri sendiri, baik kelebihan maupun kelemahan diri. Dengan mengenali kelebihan/kemampuan serta kelemahan yang kita miliki baik pengalaman masa lalu yang sudah menempa kita maupun kemampuan & kelemahan yang kita miliki hari ini berdasarkan pengalaman para member hal ini malah lebih cepat melenyapkan perasaan iri hati ke orang lain, karena kita sudah tahu mampunya kita sampai di mana jadi inilah yang akhirnya membuat kita rendah hati sehingga untuk tidak ngoyo/berambisi lagi untuk merasa dengki dan iri dengan capaian orang lain.
Pertemuan kali ini di tutup kami menutupnya dnegan quotes ‘Iri Hati & rasa dengki tidak Akan Membawa Kita kemana-mana, tidak menjadi seperti mereka yang kita irikan maupun tidak juga akan membuat diri kita menjadi lebih baik, yang ada hanya ketidakdamaian di hati, Jauhi Iri Hati perbanyak rasa syukur’.