kisah-rumah-tangga

Rumah Tanggaku Tetap Harmonis meski Tinggal Seatap dengan Mertua

Kisah Utama

UrbanWomen – Aku Nadya, 29 tahun, karyawan swasta, di Jakarta. Sebelum menikah, aku sudah mengenal baik kedua orangtua suami. Keluarga suamiku juga sangat harmonis. Aku melihat ibunya memperlakukan keluarga dengan baik. Tidak pernah membentak dan santun. Ibunya juga memperlakukan aku dengan baik, bahkan aku sempat merasa bahwa suami sangat beruntung. Karena ibuku sudah meninggal, aku memiliki keinginan untuk memiliki mertua seperti ibunya.

Setelah saling mengenal cukup lama dan yakin, aku dan suami memutuskan untuk menikah. Namun, saat itu suamiku belum memiliki rumah. Karena aku mengerti bagaimana kondisinya, akhirnya kami sepakat untuk tinggal di rumah mertua sampai uang terkumpul untuk membeli rumah. Di awal tinggal dengan mertua, rasanya sangat canggung. Karena sebaik apapun mertua, tetap saja mereka bukan orangtua kita. Sehingga kita harus mengenal lebih jauh terlebih dahulu. 

Aku sempat merasa khawatir tinggal satu atap dengan mertua. Takut ada sikap dan perbuatanku yang membuatnya tidak nyaman. Namun, semakin lama mengenal justru aku semakin nyaman dengan orangtuanya. Ibunya memperlakukanku seperti anak sendiri. Kekhawatiranku selama ini ketika harus tinggal satu atap dengan mertua, karena banyak orang sekitarku yang memberitahu betapa tidak nyamannya tinggal satu atap dengan mertua. 

Tapi, setelah aku jalani ternyata tidak seburuk itu. Aku merasa sangat bersalah tiap kali bangun terlalu siang dan tidak membereskan rumah, meskipun memang ada ART di rumah mertuaku. Padahal, ibunya tidak pernah mempermasalahkan hal ini. 

Hubunganku dengan suami selama beberapa tahun berumah tangga, terkadang juga terasa membosankan. Apalagi, waktu baru menikah keuangan suami belum stabil, sehingga aku harus memakluminya untuk lebih sering bekerja lembur. Jarang sekali suamiku mengajak jalan-jalan, sedangkan aku merasa jenuh sekali karena hanya di rumah seharian. 

Namun, aku beruntung karena ada ibu mertua yang sering mengajak aku bercerita, bahkan terkadang jalan-jalan sore di sekitar rumah. Bagiku, ibu mertua bukan hanya sebagai orangtua, tapi sudah aku anggap sebagai teman juga. Tentu, ini membutuhkan waktu yang sangat lama untuk saling mengenal dan memahami satu sama lain.

Tak selalu ibu mertua, suamiku juga masih sering menyempatkan waktu untuk sekedar jalan-jalan di hari libur. Menghabiskan waktu berdua jika salah satu diantara kami sudah merasa bosan dengan rutinitas sampai mempengaruhi hubungan. Jalan-jalan berdua saja seperti pacaran, sedangkan anak sementara dititipkan ke ibu mertua. Betapa bersyukurnya aku memiliki mertua yang begitu baik.

Namun, tetap saja memiliki mertua yang begitu baik bukan tanpa masalah. Terkadang, ibu mertua juga ingin ikut campur bagaimana mendidik anak kami. Tapi, aku memandangnya sebagai sebuah masukan saja. 

Baca Juga: Yuk Belajar Hubungan Langgeng dari Selebriti Ini!

Aku dan suami juga sering mengajak ibu dan bapak untuk pergi makan bersama. Ini sangat membuat hubungan rumah tangga kami terasa hangat karena kehadiran orangtua suamiku yang baik. Sampai kini, rasa bosan dalam hubungan kami masih bisa diatasi dengan baik. Kami saling bicara dan tukar pikiran menjadi salah satu kuncinya agar hubungan tetap harmonis meski serumah tinggal dengan mertua.

Jika merasa bosan dengan pasangan, cobalah untuk menciptakan sendiri kebahagiaan. Saling mengingatkan momen kebersamaan yang telah dilewati bisa menjadi cara untuk mengurangi rasa bosan. Menjaga hubungan baik dengan mertua akan membuat hubungan juga terasa hangat. 

Sumber: Nadya, 29 tahun, nama disamarkan, di Jakarta

Baca Juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Menu