Saling-menghormati-ldr.

Saling Menghormati Batasan yang Ada, Hubungan Kami Awet Meski LDR

Kisah Utama

UrbanWomen – Aku Rasya, 25 tahun, karyawan swasta, di Jakarta. Saat ini, aku dan pacarku sedang menjalani hubungan jarak jauh. Aku memiliki pacar yang usianya lebih tua dariku 4 tahun. Kami berdua sudah sama-sama bekerja. Karena urusan pekerjaan, kami terpaksa mesti LDR. Dari yang awalnya sering bertemu setiap minggu, kini kami hanya bisa bertemu sebulan beberapa kali saja.

Dari awal, kami sudah sepakat bahwa tujuan hubungan ini adalah pernikahan. Jadi walaupun kami menjalani hubungan jarak jauh, kami susah saling berkomitmen. Tapi tentu saja hubungan kami pasti tidak semulus itu. Ada saja masalah yang membuat hubungan kami hampir berakhir. Seperti waktu itu, aku dan dia pernah bertengkar karena pacarku memiliki teman dekat seorang wanita. Mereka pernah mem-posting foto berdua. Jelas saja aku marah, karena pacarku ini tidak meminta persetujuanku dulu atau membuat batasan dengan lawan jenis. Begitupun dia yang tidak suka jika aku terlalu dekat dengan teman lawan jenis. 

Namun, dari sini kami bisa saling belajar untuk membuat batasan dengan lawan jenis, seperti tidak ada sentuhan fisik, dan berkomunikasi terlalu sering jika tidak ada hal yang penting. Jika ada urusan penting yang mengharuskan aku atau dia berkomunikasi dengan lawan jenis, dia pasti meminta persetujuan dulu dariku. Begitupun sebaliknya. 

Belum lagi mengenai sosial media kami satu sama lain. Kami sepakat untuk tidak bertukaran password, karena hal ini bisa memicu pertengkaran. Kami jadi mencurigai satu sama lain. Jika ingin meminjam handphone ketika bertemu, mesti meminta izin terlebih dahulu. Aku merasa persetujuan dalam suatu hubungan seperti ini perlu, untuk memunculkan rasa nyaman satu sama lain. 

Tak hanya sampai di situ, selama 3 tahun berpacaran, kami juga sering berbicara tentang batasan berupa sentuhan fisik. Aku mengatakan padanya bahwa aku tidak ingin melakukan hubungan intim sebelum menikah. Dia hanya boleh memegang tangan dan memeluk saja. Dia juga setuju dengan itu, jadi jika suatu ketika ada yang melanggar persetujuan ini, sudah tau apa konsekuensinya.

Batasan dan persetujuan yang ada dalam hubungan ini, membantu kami untuk membangun hubungan sehat. Tentang keterbukaan, kenyamanan, dan menumbuhkan rasa saling menghargai. Tidak ada saling memaksa, karena semua hal yang dilakukan atas dasar kesepakatan bersama. Namun, untuk bisa sampai di titik ini, tentu tidak mudah. Butuh komunikasi dan saling pengertian satu sama lain.

Aku sebagai wanita merasa dihargai olehnya. Jadi, ketika sudah tiba waktu kami bertemu, kami merasa nyaman satu sama lain. Karena bisa saling mengungkapkan apa yang membuat tak nyaman. Kini kami sudah mengumpulkan uang untuk menikah. Kami terus belajar untuk memahami satu sama lain. Sadar, bahwa tidak ada hubungan yang benar-benar terlepas dari masalah. 

Baca Juga: Terlihat Romantis, Padahal Adegan dalam Drakor Ini Tanpa Consent Lho!

Menanyakan pasangan apakah yang kita lakukan membuatnya nyaman atau tidak, sangatlah penting. Karena terkadang pasangan terpaksa memendam apa yang dia rasakan, karena khawatir kita akan marah. Jadi, tidak ada salahnya jika sebelum melakukan sesuatu bersama, meminta persetujuannya terlebih dahulu.

Sumber: Rasya, 25 tahun, nama disamarkan, di Jakarta

Baca Juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Menu