Siapa Sosok Terbaik untuk Memberikan Pendidikan Seks Sejak Dini?

Siapakah Sosok Terbaik untuk Memberikan Pendidikan Seks Sejak Dini?

Kisah Utama

Urbanwomen – Nama saya Dilla, ingin berbagi pengalaman ketika aku KKN di daerah Banjarnegara, Jawa Tengah. Saya sebut saja di desa KB, kampung di pelosok Banjarnegara. Kami tidak diterima dengan ramah, bahkan ada saja yang menjadi gunjingan tentang kami. Padahal kami sudah mencoba beradaptasi. Ikut kegiatan pengajian, proker sudah, membaur sudah, bahkan keluar dana pribadi yang cukup besar. 

Tiga sampai empat hari di sana aku mulai melihat pemandangan yang cukup mengoyak hati. Gadis di sana, yang seharusnya masih bersekolah, kebanyakan sudah menimang anak. Awalnya, kusangka mereka menggendong adik atau sepupu. Rata-rata mereka masih berusia 15 tahun. Aku pernah bertanya pada perempuan 17 tahun tentang umur anaknya, katanya  anak yang sedang ditimangnya adalah anak kedua, anak pertamanya berusia 4 tahun. Hitung sendiri, kira-kira dia menikah di umur berapa. 

Di desa itu ada dua sekolah, SD dan SMP. Murid SMP-nya sangat sedikit. Warga desa harus ke kota jika ingin melanjurkan pendidikan ke SMA. Aku kaget melihat karakter anak SD di sana.  Kebanyakan dari mereka tidak mengenal sopan santun dan cenderung tidak beradab. Anak SD kelas 3 sudah berani diam-diam merekam teman perempuanku yang sedang mandi. Lebih parah lagi, anak TK sudah tahu dan pintar menirukan bagaimana orangtuanya ibunya berhubungan seksual. 

Merasa prihatin, kami pun berinisiatif untuk mengadakan penyuluhan di luar rancangan awal proker kami. Penyuluhan itu tentang nikah muda, lengkap dengan penjelasan mengenai pernikahan dari berbagai aspek seperti pendidikan, sosial, kesehatan, ekonomi, dan lain sebagainya. Kebetulan, remaja yang datang banyak sekali, rata-rata anak SD kelas 6 dan anak SMP. Kami sengaja mengumpulkan mereka, sebab di desa itu siswa yang baru lulus SD biasanya melanjutkan hidupnya ke jenjang pernikahan. 

Penyuluhan itu kami bikin dengan gaya interaktif. Dari tanya-jawab yang kami lakukan terungkap pemikiran yang memprihatinkan dari golongan murid kelas 6 SD. Misalnya, mereka menganggap biaya melanjutkan sekolah lebih baik dipakai untuk membeli motor, atau bahkan anjuran orangtua mereka untuk segera menikah meski belum berpenghasilan. 

Meski sempat pesimis dan sedih, aku jelaskan tentang risiko bagi kondisi rahim yang belum siap jika mereka menikah muda dan lain-lainnya. Tanggapan orangtua mereka lebih memprihatinkan, Mereka menganggap rezeki ada yang mengatur. 

Akhirnya aku pakai jurus pamungkasku, dengan memakai cerita-cerita sinetron sebagai referensinya, tentang pernikahan muda dan kondisi kejiwaan yang belum matang. Beberapa dari mereka responsif, dan tertarik untuk melanjutkan pendidikan. Meski tidak tahu bagaimana ke depannya, aku hanya berharap bisa sedikit mengubah pola pikir mereka.Sedih rasanya melihat perempuan muda yang sudah menjanda, banyak terjadi kematian bayi, banyak terjadi kekerasan fisik, status ekonomi begitu-begitu saja, rumah tinggal seadanya, belum lagi sikap yang tanpa tatakrama. 

Baca Juga: 4 Hal Wajib yang Harus Dilakukan Wanita Setelah Berhubungan Seksual

Dari pengalaman ini aku pun mendapatkan pelajaran. Edukasi seks sejak dini memang sangat penting, karena akan mempengaruhi pola pikir kelak ketika dewasa. Dan siapa yang punya peran penting di sini? Orangtua

Sumber: Dilla

Baca Juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Menu