Urbanwomen – “Telfon gak diangkat, chat gak dibales. Tiba-tiba ngilang. Salahku apa sih?”
“Pacarku kalau marah pasti diem aja sampai aku mohon-mohon supaya baikan, padahal aku gak tau salahku dimana. Apakah aku seburuk itu?”
Sister, apakah kamu familiar dengan kondisi di atas? Yuk kenalan sama perilaku silent treatment agar kita bisa menghindarinya.
Apakah silent treatment itu?
Silent treatment adalah ketika salah satu pasangan menolak berkomunikasi bahkan mengabaikan keberadaan pasanganya. Silent treatment merupakan salah satu bentuk kekerasan emosional yang berdampak pada mental pasangan seperti merasa bersalah terus-menerus (bahkan tanpa tahu apa kesalahannya) hingga merusak harga diri dan merasa tidak dicintai bahkan bisa memicu kecemasan dan depresi.
Silent treatment ini berbeda dengan menunda pembicaraan ya, sister. Adakalanya kita belum siap untuk bicara atau masih diliputi emosi sehingga memilih diam terlebih dulu dan baru mengkomunikasikannya setelah tenang. Sedangkan silent treatment dilakukan dengan sengaja dan seringkali dilakukan untuk memberikan hukuman ,mengontrol maupun memanipulasi pasangan.
Menurut Joel Cooper, seorang profesor Psikologi dari Princeton University dilansir dari laman theatlantic.com, kita memerlukan kontak sosial dengan orang lain demi kesehatan mental kita sehingga perilaku silent treatment bisa berdampak buruk untuk mental. Bahkan jika terjadi dalam jangka pendek, silent treatment bisa menyebabkan stres. Secara kasat mata, perilaku silent treatment memang tidak terlihat “kasar” tapi sangat efektif dalam membuat individu yang ditargetkan merasa buruk
Seringkali kita tidak menyadari telah menjadi korban bahkan pelaku dari perilaku silent treatment. Mari hindari perilaku ini dalam hubunganmu dengan hal berikut:
- Mengedukasi diri dan pasangan mengenai komunikasi yang sehat dan setara
- Berkomunikasi secara terbuka dengan pasangan. Jangan salah, ini butuh latihan juga lho, urbansis
- Jika kamu belum siap untuk bicara, komunikasikan dengan baik pada pasanganmu. Jangan biarkan dia bingung karena kamu terus mendiamkannya ya!
- Jika kamu merasa telah menjadi korban dari perilaku silent treatment dan mulai berdampak pada kesehatan mentalmu, jangan ragu untuk melakukan konseling.
Baca Juga: Mempertahankan Toxic Relationship Hingga ke Pernikahan, Diriku Tak Bahagia
Silent treatment memang membuktikan bahwa diam tidak selamanya emas. Mulai sekarang, yuk kita belajar membangun komunikasi yang sehat demi hubungan yang sehat juga.