Urbanwomen – Saya ingin berbagi kisah keluarga saya, tentang orangtua saya yang menikah tidak atas dasar cinta dan pilihan sendiri.
Mereka sudah menikah selama 25 tahun, dikaruniai dua orang anak, saya dan kakak saya. Sejak kami kecil kedua orangtua saya bekerja. Ketika saya SMA keluarga kami sempat mengalami krisis keuangan yang membuat mereka kerap bertengkar. Saya tak ambil pusing. Menurut saya wajar jika mereka berselisih paham tentang porsi atau prioritas uang dalam rumah tangga. Ayah saya pendiam tapi tegas, lebih memilih diam jika ada masalah. Berbeda dengan ibu saya yang lebih aktif berbicara, senang bertemu orang baru, kritis, dan blak-blakan.
Sekitar empat tahun ini mereka lebih sering bertengkar. Ayah saya menenangkan diri dengan bermain alat musik organ, mendengarkan musik, sedangkan ibu saya menjadikan saya sebagai pelariannya. Intinya, mereka sering menghindari perdebatan. Ternyata selama 25 tahun begitulah cara mereka. Padahal diam tak selalu menyelesaikan masalah. Setiap kali mereka bertengkar semuanya terasa pecah, penuh drama, dan penuh air mata. Masalah yang sebenarnya kecil terasa berat karena mereka terlalu sering memendam. Sering bahkan masalah yang terjadi 25 tahun lalu diungkit kembali. Saya amati, kedua orangtua saya seperti tak saling kenal sifat masing-masing.
Kenapa mereka menikah? Saya beranikan diri untuk bertanya. Mereka pacaran hanya selama beberapa bulan saja, sebelum menikah karena dikejar umur dan tuntutan keluarga. Tidak ada rasa cinta. Sampai usia pernikahan 25 tahun hubungan mereka hambar.
Mungkin dari pengalaman itu orangtua saya tidak menuntut atau memaksakan saya untuk segera menikah. Saya juga tidak begitu mempedulikan teman-teman yang menikah muda, karena saya yakin setiap orang mempunyai jalannya masing-masing. Dan yang terpenting, saya bisa menemukan seseorang dengan misi yang sama nantinya, terbuka untuk diskusi, mencintai saya, dan juga mampu menjalani hidup bersama dalam keadaan apapun.
Baca Juga: Menikah Bukan untuk Menuruti Tuntutan Sosial
Dari pengalaman orangtua saya belajar. Lamanya masa pengenalan itu penting. Sebaiknya kita tidak menikah hanya karena tuntutan keluarga atau umur. (*)