Urbanwomen – Namaku Kiswanti, 28 tahun, lajang. Ketika lulus S1 dan ingin melanjutkan S2 aku punya banyak waktu luang menunggu pendaftaran. Kuisi waktu dengan mendaftar sebagai guru les kimia. Siapa sangka, aku malah ditawari pekerjaan sebagai manajer. Aku pun bertekad terus belajar mengembangkan diri.
Tempat kerjaku, Bimbel Plus ILHAMI, menjadi tantangan tersendiri. Aku harus mulai belajar cara memimpin, mengarahkan, dan mengawasi staf agar bisa bekerja sama. Tidak mudah. Karakter setiap orang berbeda-beda. Perlahan aku belajar menjadi pimpinan yang bisa merangkul para staff. Ketika sudah waktunya kuliah S2 aku berhenti menjadi manajer di bimbingan belajar. Tekadku memang sudah bulat untuk kuliah S2. Sambil kuliah aku mencoba untuk membuka les privat bernama One Les Privat di kota Malang.
Tak semulus yang dibayangkan, awalnya sempat ada pandangan orang sekitar yang membuatku down karena aku memilih terjun langsung di dunia bisnis dibandingkan kerja di perkantoran. Terutama orangtua yang lebih suka aku melamar kerja dan jadi PNS. Ketika sedang dalam masa berjuang dan merasa belum menghasilkan apapun, aku sempat bertanya pada diri sendiri apakah jalan yang kupilih itu tepat. Tapi seiring berjalannya waktu aku semakin percaya pada kemampuan dan tekadku.
Kegiatanku sehari-hari adalah kuliah dan mengajar privat pelajaran IPA, matematika, dan kimia. Menurutku itu juga menjadi cara untuk terus belajar mengembangkan diri, mengasah kemampuan. Muridku semakin bertambah, saat itu sebanyak 15 orang, mulai dari SD sampai SMA. Senang rasanya berbagi ilmu sekaligus menambah pendapatan.
Lulus kuliah aku pulang ke desaku di Lamongan, Jawa Timur. Sempat ada keraguan, apakah aku tetap bisa melanjutkan bisnis les privat ini. Apalagi muridku sudah cukup banyak saat itu. Aku pun memulai kembali dari nol, membuka les privat di Lamongan. Tidak mudah. Aku belum mengerti cara mengelola usaha. Tapi tekadku untuk terus belajar semakin kuat. Aku mulai mengikuti seminar, rajin membaca buku tentang pengembangan diri, dan mulai belajar cara mengola pendapatan, belajar bisnis untuk les privatku.
Banyak tantangan yang kuhadapi. Les privatku di Lamongan tidak segera mendapatkan murid. Berbeda dengan di Malang, minat masyarakat mendaftarkan anak untuk les privat cukup tinggi. Tak menyerah, sedikit demi sedikit aku mencoba menawarkan ke beberapa orangtua. Hasilnya? Perlahan muridku bertambah. Untuk memulai membuka les privat di Lamongan, aku memutuskan untuk mengganti nama les privatku menjadi Bimbingan Belajar Privat Mentornesia. Kesulitan mengurus semuanya sendiri, aku mengajak beberapa mahasiswa untuk bergabung. Aku juga mencari mentor agar usahaku bisa terus berkembang.
Baca Juga: Kebahagiaan Meraih Keseimbangan Hidup, Mari Terapkan!
Apakah aku sudah merasa puas? Aku masih berkeinginan untuk memajukan pendidikan di Lamongan. Lewat media sosial aku menemukan Lamongan Mengajar, organisasi anak-anak muda yang ingin memajukan pendidikan di Lamongan. Kebetulan sekali mereka sedang membuka lowongan untuk berbagai posisi, dan aku pun diterima sebagai ketua organisasi. Akhir pekan kupakai untuk memikirkan program-program Lamongan Mengajar yang akan dijalankan.
Jadi, bagiku tak ada batasan untuk terus berkembang. Selama kita memiliki tekad kuat dan bermanfaat untuk banyak orang maka semuanya bisa dijalankan. Awalnya memang sulit mengatur waktu untuk kuliah dan buka usaha les privat. Tapi di sinilah poinnya. Lelah yang kita rasakan akan membentuk kita menjadi pribadi yang haus ilmu, mau berproses dan berkembang. Terutama untuk anak-anak muda, jangan pernah malas untuk mengembangkan diri ya!
Sumber: Kiswanti, 28 tahun, di Lamongan