Tetap Bahagia dalam Kemandirian

Tetap Bahagia dalam Kemandirian

Perempuan & Karir

Siapa yang tidak ingin menikah dan hidup bahagia bersama laki-laki yang dicintai? Rasanya mayoritas perempuan menginginkanya. Aku sendiri tidak ingin gegabah memilih pasangan meski usiaku sudah kepala tiga. Aku tetap menikmati waktu, melihat dengan cermat sosok-sosok yang mendekat, mengabaikan yang kurasa belum tepat. Aku tidak mau terburu-buru hanya karena merasa terbebani oleh usia dan pertanyaan-pertanyaan orang. 

Tidak sedikit laki-laki mendekatiku. Ada yang rupawan dan mapan tapi terlampau egois. Ada yang baik hati tapi kurang berusaha. Ada yang lembut, rupawan, penuh perhatian, tapi kurang bijak dan kurang dewasa. Banyak juga yang mundur ketika kutantang mereka untuk berhubungan serius menuju pernikahan. Dari semua pengalaman itu, orang-orang terdekatku seringkali bertanya tentang kriteria laki-laki seperti apa yang kucari.

Pernikahan adalah hubungan yang sakral bagiku. Aku menginginkan itu terjadi sekali dalam seumur hidup. Aku tidak ingin rumah tanggaku gagal seperti yang dialami oleh kedua orangtuaku dulu. Meski begitu bukan berarti aku menjadi trauma dan tidak ingin menikah. Hanya saja aku menjadi sangat hati-hati dan menyiapkan beberapa kriteria sebagai tolok ukur dalam mencari pasangan. 

Penting bagiku menemukan sosok yang benar-benar bertanggung jawab, punya kemampuan finansial yang setidaknya cukup untuk sekarang dan masa depan, serta dewasa. Aku tidak butuh perhatian berlebihan karena aku pun tidak bisa menghabiskan waktuku hanya untuk membalas perhatiannya. Aku juga bukan perempuan yang hanya mengandalkan harta kekayaan laki-laki untuk menyandarkan hidup. Aku mampu menyediakan semua kebutuhan dari tanganku sendiri.

Aku juga menginginkan laki-laki yang lembut dan tidak egois.Tidak menganggap istri memiliki derajat yang lebih rendah. Mengapa aku mencari laki-laki seperti itu? Karena aku melihat sosok ayahku yang keras dan kurang menghargai ibuku. Pertengkaran kerap terjadi di antara mereka. Ayahku cenderung ingin menang sendiri dan tidak menghargai pandangan ibuku. Dan karena itu pula aku serius meniti karier agar menjadi lebih berdaya dalam rumah tanggaku kelak. Keuanganku sehat, ada juga tabungan dari penghasilanku sebagai manajer di sebuah perusahaan, sekaligus hasil usaha sampinganku.

Meski menurutku kriteria itu tidak muluk tetap saja tak mudah menemukan sosoknya. Aku tak pernah menjadikan proses pencarian ini sebagai beban atau sebagai tujuan akhir yang harus segera dicapai dalam hidup. Aku lebih memilih menikmati waktu sebagai individu yang bebas, dengan segala yang kupunya. Aku percaya, suatu hal yang indah butuh waktu untuk bersemi terlebih dulu. Aku juga ingin ditemukan sebagai sesuatu yang indah oleh calon pasanganku suatu hari nanti. Oleh sebab itu aku senantiasa menyempurnakan diri, penampilan, sikap, sifat, pemikiran, maupun materi. (*) 

Baca Juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Menu