UrbanWomen – Aku Suci, 25 tahun, karyawan swasta, di Jawa. Aku memiliki 4 orang teman dekat. Kami berteman sejak sekolah SMA. Aku merasa nyaman dengan mereka, karena aku bisa bercerita tentang apapun tanpa takut dihakimi. Mereka juga sering bercerita apapun padaku mulai dari masalah percintaan sampai dengan keluarga. Selama 5 tahun kami bersahabat. Karena nyaman, aku menjadi tidak punya batasan untuk diri sendiri. Aku menceritakan semua hal pada mereka termasuk hal-hal yang sifatnya rahasia.
Aku menceritakan masa laluku pada mereka, yang sebenarnya itu adalah aib diriku sendiri. Semakin lama aku sadar bahwa terkadang mereka terlalu mencampuri urusan kehidupanku. Seperti ketika aku bercerita pada temanku tentang hubungan yang aku jalani, mereka selalu ikut campur dan seolah-olah harus mengikuti apa yang mereka katakan. Menyuruhku untuk segera putus, misalnya. Terlalu sering menuruti keinginan mereka terkadang membuat aku jenuh bahkan cenderung merasa sangat kesal.
Aku merasa tidak enak jika aku mengabaikan apa yang mereka mau. Aku semakin sadar, bahwa terkadang mereka sering memaksakan sesuatu yang sebenarnya aku tidak ingin lakukan. Misalnya, ketika aku sedang ingin sendiri menikmati me time di kamar, lalu tiba-tiba saja mereka mengajakku pergi, mau tidak mau aku memaksakan diri untuk ikut main bersama mereka. Aku takut jika aku menolak dan memberi batasan, aku menjadi orang yang egois dan tidak berperasaan. Khawatir jika aku akan kehilangan kesempatan untuk menjalin hubungan pertemanan jika memberi batasan pada mereka. Padahal, aku juga berhak memiliki batasan untuk diri sendiri sebagai privasi, ruang, atau jarak antara aku dengan mereka.
Puncaknya ketika perlahan aku mulai menjaga jarak dengan mereka karena merasa mereka terlalu banyak ikut campur dalam urusan pribadiku. Aku mulai memberanikan diri menolak ajakan mereka ketika aku memang membutuhkan waktu untuk diri sendiri. Aku mulai memastikan jika semua keputusan dalam hidupku adalah atas dasar diri sendiri bukan paksaan dari orang lain sekalipun itu adalah teman dekatku.
Mungkin temanku juga merasa aku mulai berubah. Seperti menjaga jarak dan tidak terlalu terbuka pada mereka, diam-diam mereka membicarakanku. Bahkan beberapa kali mereka juga menceritakan hal buruk tentang masa laluku pada orang lain. Rahasia yang selama ini aku tutupi bertahun-tahun, mereka bongkar begitu saja karena kesal padaku. Padahal, aku hanya ingin menjadi lebih bisa membatasi diri tidak menceritakan semua hal pada mereka.
Baca Juga: Memahami Toxic Positivity Dan Dampaknya
Akhirnya aku mulai memutuskan hubungan dengan teman-temanku. Walaupun setelah itu mereka masih saja menyindiriku melalui media sosial. Tapi tak masalah, karena aku merasa bahwa hubungan ini semakin lama menjadi tidak sehat karena tidak memiliki batasan. Sejak itu, aku mulai membangun batasan diri. Tidak semua hal aku ceritakan pada orang lain. Aku mulai bertanya pada diri sendiri apa yang membuat aku tidak nyaman. Misalnya, ketika ada orang lain yang menanyakan hal yang bersifat pribadi. Aku mulai berani untuk menolak hal yang membuat aku tak nyaman, berani mengatakan tidak. Ini sangat berguna untuk menghentikan seseorang yang sudah terlalu jauh ikut campur dalam kehidupanku.
Biasanya, orang takut mengatakan tidak karena mereka khawatir tentang perasaan orang lain. Namun, penting juga untuk memikirkan perasaan sendiri. Menentukan batasan pribadi akan membantu kita menjadi pribadi yang lebih bisa mencintai diri sendiri dan tidak akan ada orang yang bisa mempermainkan kita sesuka hati.
Sumber: Suci, 25 tahun, nama disamarkan, di Jawa