Urbanwomen – Aku, 23 tahun, adalah ibu rumah tangga. Sebelumnya menikah aku bekerja di perusahaan agency sebagai penulis.. Aku menikah di usia 20 tahun dan suamiku 29 tahun.
Selama kami berpacaran aku tidak pernah melakukan hubungan seks dengan siapapun. Aku berprinsip untuk melakukan hubungan intim dengan suamiku saja nanti ketika menikah. Kami berkenalan di tahun 2014. Ketika dilamar sebenarnya aku belum merasa siap menikah. Perbedaan usia kami cukup jauh, pacarku memang ingin serius, tak ingin lama-lama berpacaran. Tapi setelah kupikirkan kembali dia adalah sosok laki-laki bertanggung jawab, dewasa, dan pekerja keras. Paling penting, dia selalu berlaku sopan terhadapku.
Kami sempat menjalin hubungan jarak jauh, jadi sangat jarang bertemu. Tiap kali bertemu, dia selalu ingin bertemu di rumahku saja agar juga bisa berbincang-bincang dengan keluargaku. Sosoknya selalu bisa diandalkan. Karena sikap-sikapnya itulah aku sepakat untuk menikah.
Sebelum menikah kami tidak pernah bicara soal seks. Bagi kami hal itu tabu untuk diobrolkan. Sampai suatu hari, layaknya pasangan suami istri lainnya, tibalah saatnya kami melakukannya. Jujur saja, aku sangat takut. Aku tidak punya pengetahuan tentang itu. Suamiku pun demikian. Pertama kali, yang kurasakan adalah sakit bukan main. Suamiku tidak tega melihatku kesakitan. Kemudian kami sepakat untuk tidak melakukannya sementara waktu.
Sakitnya itu menyebabkan buang air kecil saja terasa perih. Karena kami tidak punya cukup pengetahuan aku jadi cemas sekali. Apakah rasa sakit itu normal? Atau ada yang salah dengan alat kelaminku? Beberapa kali melakukannya masih sama rasanya. Aku takut ada penyakit berbahaya di area reproduksiku.
Akhirnya kami berkonsultasi ke dokter, yang kemudian memberi penjelaskan detail. Menurutnya hal itu wajar dialami oleh pasangan yang baru menikah. Dan tidak ada tanda-tanda penyakit apapun. Dokter menyarankanku untuk melakukan yoga agar aku lebih rileks dan juga bisa bermanfaat untuk mengencangkan Miss V. Setelah aku mengikuti saran dokter kami mencoba kembali. Dan benar saja, kami sama-sama menikmatinya tanpa merasa terpaksa atau kesakitan.
Kini aku sudah punya satu anak. Tidak ada lagi masalah dalam kehidupan seksual kami berdua. Kami malah sering berdiskusi tentang seks. Ada keterbukaan di antara kami, karena setelah kejadian di awal pernikahan dulu kami sadar jika edukasi seks juga penting untuk dibahas.
Baca Juga: Belajar Mengakrabi Tubuh Sendiri
Dari pengalaman setelah menikah aku menyadari pentingnya pengetahuan tentang seks, seperti cara berhubungan seks yang nyaman dan aman. Cukup banyak kasus perceraian yang penyebabnya hanya kehidupan seks yang tidak tercukupi.
Sumber: Anonim