Tips-Mengatasi-Savior-Complex-dalam-Hubungan-Cinta

Tips Mengatasi Savior Complex dalam Hubungan Cinta

Others

UrbanWomen – Sist, kita sebelumnya sudah membahas banyak hal tentang savior complex. Mulai dari pengertian, penyebab sampai dampaknya secara psikologi dalam hubungan cinta. Nah kali ini minsis akan membahas tentang cara atau tips mengatasi savior complex dalam hubungan.

Savior complex itu berbahaya dan bisa menyebabkan masalah serius ke dalam hidup dan hubungan kita. Menolong seseorang itu adalah tindakan baik, tapi kalau hal itu sudah jadi obsesi bahkan identitas diri, perlu diwaspadai karena savior complex merupakan gangguan kepribadian yang membuat seseorang sekilas terkesan benar-benar ingin menolong. Tapi kenyataannya, keinginan menolong yang dipicu oleh savior complex akan berdampak buruk bagi diri sendiri karena penderitanya akan terfokus pada objek keterikatan sehingga ia merasa bebas dari masalah. 

Savior complex itu toxic

Kita hidup di dunia dimana kita harus terus berjuang memperbaiki diri. Tapi, pada saat yang sama, kita juga hidup di dunia yang mendorong kita untuk membantu atau “memperbaiki” orang lain. Membantu seseorang berarti ikut memikul beban mereka, nah hal ini bisa menciptakan savior complex yang semakin merusak hidup dan hubungan kita. Kamu gak bertanggung jawab atas membaiknya hidup orang lain, kamu hanya bertanggung jawab untuk hidupmu dan memperbaiki dirimu sendiri.

Bagi seseorang dengan savior complex, hidupnya adalah tentang mengubah kehidupan orang-orang di sekitarnya, tanpa pertimbangan matang apa yang mereka lakukan atau konsekuensinya. Saat kita mencintai seseorang, kita gak serta merta bertanggung jawab untuk mengubahnya jadi lebih baik. Satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah berada di sampingnya dan melakukan yang terbaik untuk menginspirasi mereka.

Nah ini dia beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi sekaligus mencegah perilaku savior complex:

  • Belajarlah menjadi pendengar yang baik

Saat pasangan bercerita tentang masalahnya, kamu perlu ingat sist kalau kadang pasangan hanya ingin mencurahkan perasaannya, daripada dinasihati. Sayangnya, orang yang terobsesi menjadi penyelamat menganggap orang lain gak berdaya dan gak mampu mengatasi masalahnya sendiri. Tapi, pola pikir ini bisa diubah dengan berlatih mendengarkan secara aktif. Dengan menjadi pendengar yang baik, kamu akan menyadari bahwa dia hanya membutuhkan dukungan dan teman mengobrol, bukan bantuanmu.

Saat pasangan menceritakan masalahnya, dengarkan saja, daripada langsung berkomentar. Hadapkan tubuh ke arah teman bicara dan tatap matanya saat bicara. Perhatikan bahasa tubuhnya supaya kamu bisa tau kondisi emosionalnya (contohnya, bahu tegang bisa menjadi tanda rasa takut atau cemas).

Berikan isyarat nonverbal, misalnya dengan menganggukkan kepala untuk menunjukkan bahwa kamu menyimak ucapannya. Dengarkan baik-baik tanpa menilai supaya kamu bisa memahami pesan yang dia sampaikan. 

  • Tawarkan bantuan hanya kalau diminta

Salah satu ciri utama orang yang dengan savior complex adalah obsesi menolong orang lain walaupun gak dibutuhkan atau diminta. Berasumsi semua orang perlu dibantu adalah sikap yang gak baik karena hal ini menunjukkan kalau kamu menganggap orang lain gak mampu menolong dirinya sendiri.

Contohnya, kalau pasangan cerita bahwa ia sedang kesal, dengarkan tanpa memberikan komentar. kamu boleh membantu kalau dia meminta pendapat atau nasihat. Kalau pasangan meminta bantuan, berikan bantuan sesuai keinginan. Tentukan juga batasan agar kamu gak ingkar janji. 

  • Jangan mengambil alih tanggung jawab orang lain

Walaupun hubungan kamu dengan pasangan, sangat akrab, sadari kalau mereka adalah individu yang harus bertanggung jawab atas kehidupannya masing-masing. Kalau kamu memainkan peran sebagai penyelamat, kamu seolah menyamakan mereka dengan anak kecil yang gak berdaya atau invalid.

Rasanya memang berat melihat orang terkasih menderita atau berbuat salah, tapi kamu gak berkewajiban menolong mereka dengan mengatasi dampak buruknya atau mengoreksi kesalahan yang mereka lakukan. Biasanya, kesulitan atau kegagalan merupakan batu pijakan untuk memperbaiki dan mengembangkan diri. Banyak orang perlu menghadapi kesulitan agar bisa belajar dan berkembang. Mereka akan kehilangan kesempatan belajar kalau kamu mengambil alih tanggung jawab.

  • Terima kekuranganmu

Orang dengan savior complex biasanya berusaha terkesan perfeksionis dengan memberi tahu kesalahan dan kebiasaan buruk yang dilakukan orang lain. Walaupun kamu gak berniat menghina, tindakan selalu ingin mengoreksi pasangan yang kamu lakukan membuat dia akan merasa kalau kamu memposisikan dia sebagai orang bersalah atau berperilaku buruk.

Semua orang punya kekurangan. Sadari kalau setiap orang bebas mendefinisikan “kesuksesan”. Apa yang benar menurut seseorang belum tentu benar menurut orang lain. Kamu bebas menentukan apa yang terbaik untuk orang lain, tapi ia gak harus setuju.

Carilah informasi sebelum memastikan kalau kamu tahu apa yang baik dan benar untuk orang lain. Hal ini penting saat menjalin hubungan dengan pasangan. Dalam kasus tertentu, misalnya saat pasangan melakukan tindak kekerasan, kecanduan narkoba, atau ingin bunuh diri, kondisi ini menunjukkan ada sesuatu yang salah dan harus segera ditangani.

Terimalah kelebihan dan kekuranganmu. Daripada merasa bertanggung jawab menolong atau menasihati orang lain, ingatlah kalau gak ada orang yang mampu melakukan semuanya dengan sempurna. 

Baca Juga: Dikasari Ketika Hamil, Aku Bercerai Karena Sikap yang Sulit Berubah

  • Akui dan berdamailah dengan trauma masa kecil

Obsesi menolong atau mengoreksi orang lain biasanya bersumber dari pengalaman masa kecil. Peneliti berpendapat kalau orang-orang dengan savior complex berusaha mengatasi persepsi diri negatif yang terbentuk saat kecil. Rasa minder, perlakuan semena-mena, atau pengabaian memperparah gangguan yang dialami.

Kesadaran merupakan langkah pertama agar kamu bisa memulihkan identitas diri yang rusak. Sadari pola hubungan yang terbentuk dan belajarlah mencintai diri sendiri. Selain mengetahui dan menerima kenyataan bahwa perilaku kamu dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, temui juga profesional untuk memulihkan diri dari luka batin.

Baca Juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Menu