Uang Cepat Habis

Uang Cepat Habis karena Sering Bukber, Aku Berusaha Hemat Meski Dijauhi Teman

Kisah Utama

UrbanWomen – Aku Ambi, 25 tahun, karyawan swasta, di Jakarta. Aku termasuk orang yang mudah bersosialisasi, maka tak heran kalau aku memiliki teman yang cukup banyak. Sering kali uangku habis karena merasa bersalah jika menolak ajakan teman untuk sekedar makan-makan. Ini membuat keuanganku menjadi tidak terkendali. Apalagi ketika di bulan Ramadan, banyak sekali teman-temanku yang mengajak buka puasa bersama. Kadang mereka juga mengajak makan bersama di tempat yang cukup mahal.

Uang dari gaji yang didapatkan, habis hanya untuk buka puasa bersama mereka. Jika aku menolak, mereka bilang bahwa aku tidak solid dan lain sebagainya. Uang dari gaji yang seharusnya aku simpan untuk ditabung, aku gunakan supaya bisa makan bersama mereka. Padahal, aku sudah berhemat untuk tidak membeli barang-barang yang tidak aku butuhkan. Aku sadar bahwa aku menjadi lebih boros ketika bulan puasa. Pengeluaranku bisa dua kali lipat lebih besar. 

Sampai akhirnya, aku sadar bahwa aku tidak bisa seperti ini terus. Aku mulai belajar mengelola keuangan saat bulan Ramadan di tahun kemarin. Aku mulai mengaturnya dengan menentukan skala prioritas. Pertama yang aku biasa lakukan adalah dengan menyisihkan uang untuk tabungan atau diinvestasikan  dengan besar idealnya sekitar 10 persen. 

Kedua, aku akan membayar terlebih dahulu berbagai tagihan dan kewajiban seperti cicilan motor, token listrik, tagihan air dan lain sebagainya. Lalu yang berikutnya, aku akan menyisihkan uang untuk kebutuhan yang harus terpenuhi, seperti budget untuk transportasi ke tempat kerja. Sisa dana bisa aku gunakan untuk kebutuhan sehari-hari di bulan Ramadan. Misalnya, untuk acara buka puasa bersama, jika banyak undangan acara, aku akan memilih mana acara yang benar-benar sebaiknya aku datangi. Jadi tidak seperti dulu karena tidak bisa menolak, aku mendatangi semua acara.

Saat bulan Ramadan, biasanya banyak sekali keinginan promo dan diskon menarik yang membuat aku tergiur, tapi aku berusaha untuk menahan diri supaya tidak boros. Biasanya, aku memenuhi semua kebutuhan selama bulan Ramadan dulu, setelah itu baru aku gunakan uang untuk berbelanja.

Aku tidak terlalu peduli lagi dengan penilaian orang terhadapku yang beberapa kali berani menolak datang ke acara buka bersama. Ada yang bilang bahwa aku sombong, tidak mau berbaur, dan lain sebagainya. Aku belajar untuk mengabaikan itu semua demi mengembalikan kondisi keuanganku. Perlahan keuanganku membaik meski membutuhkan waktu yang cukup lama. 

Baca Juga: Puasa untuk Sehat Fisik dan Keuangan

Sisa uang di bulan Ramadan biasanya aku juga simpan bersamaan uang THR. Apalagi ketika menjelang Idul Fitri, harga sembako akan bertambah meningkat. 

Jangan habiskan uang untuk hal yang sebetulnya tidak terlalu penting. Tidak masalah jika kita mengatur budget untuk buka bersama saat bulan bulan Ramadan, agar keuangan tetap terkendali sekaligus untuk berjaga-jaga tetap ada tabungan, karena kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi bagaimana kondisi keuangan kita nantinya.

 Sumber: Ambi, 25 tahun, nama disamarkan, di Jakarta

Baca Juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Menu