“Seorang mama itu harus kuat!”, kata beberapa perempuan menikah lainnya kepada saya. “Jadi wanita itu harus cerdik, dan pikirkan apa yang menjadi yang terbaik untuk anak.
Karena beberapa penyampaian seperti itu, maka isaya menulis beberapa hal tentang CERDASnya seorang wanita, khususnya di era milenial saat ini.
- C: CERDIK. Wanita diciptakan sebagai partner pria, ya benar. Tapi untuk dirinya sendiri iapun harus cerdik. Cerdik dalam arti ia bijak, mampu menimbang, memilah mana yang baik dan tidak, mana yang benar atau tidak. Apa dampaknya sekarang dan ke depan. Intinya ia mampu mengambil keputusan secara tepat.
- E: EMPATI. Wanita lebih dominan mengandalkan perasaan, nah empati salah satu yang harus ditekankan. Empati bukan hanya soal tolong menolong keluarga, dan orang sekitar. Itu harus. Ada yang lainnya, wanita harus belajar tahu apa arti bertanggung jawab atas perilakunya dan dampaknya kepada orang lain. Misalnya saja, membuang sampah dengan memilah jenis sampah, atau ketika berkunjung ke cagar budaya perhatikan tata tertib dan melakukannya, apapun itu untuk kelangsungan perputaran hidup makhluk lainnya.
- R: RAJIN. Apapun statusnya, single atau married, wanita juga harus tergerak untuk melakukan sesuatu dalam hal urusan rumahnya, karirnya, dan orang-orang terdekat yang berdampak dengannya. Jika kita rajin, pasti turut meringankan beban pekerjaan kita juga.
Apalagi soal rajin? Ya, kita pun belajar untuk rajin belajar hal-hal baru yang dihadapkan dengan kita. Kepada empati yang sudah disediakan dalam hati, mungkin sekedar tahu perkembangan teknologi, memakainya (tidak perlu keahlian tinggi), dan belajar untuk mengolah informasi dan ini terpakai bukan hanya untuk kita tapi juga orang lain. Apa maksudnya mengolah informasi? Kita harus hati-hati dengan informasi yang beredar di sekitar, pelajari, dan cari sumber kebenaran, serta tahu apakah perlu dibagikan atau tidak. Tahu kan, jika sembarangan membagikan, yang malu bukan diri sendiri, tapi juga keluarga dan orang terdekat.
- D: DIRI SENDIRI. Jika kita bijak, sekiranya tidak menghilangkan jati diri kita. Menjadi diri sendiri berarti berdamai dengan segala kelebihan dan kekurangan. Adapun beberapa kekurangan yang bisa kita toleransi atau perlahan kita kurangi. Menjadi diri sendiri agak tricky karena kita tahu suara hati menggebu, dan juga hidup bersosialisasi dengan orang lain, tapi lagi-lagi pilihlah secara bijak mana yang baik dan tidak..
- A: ARAH TUJUAN. Mungkin ini yang paling sulit, dan belum tentu semua orang punya jawabannya, “Apa tujuan hidupmu?”. Tidak bermaksud memaksa, tapi terbukalah hati dan pikiran untuk melihat mau kemana kita melangkah. Langkah sederhana, berdoa mengucap syukur atas segalanya yang telah terjadi, dan membuat daftar apa yang hendak kita lakukan hari ini. Ya, mulailah dengan hari ini. Lalu bisa dievaluasi di akhir hari atau mingguan atau bulanan. Mungkin ada benang merah dari setiap kejadian dalam hidupmu, lalu buatlah mimpi (impian) supaya kamu punya motivasi hidup.
- S: SUKACITA. Akhir kata saya memilih kata ini untuk ‘S’. Karena sukacita menjadi pendorong untuk berhasrat melakukan sesuatu dalam hidup. Yakinlah, bahwa kita spesial. Wanita itu setara dengan pria, jadi berusahalah untuk merasa spesial dan bisa melakukan yang ingin kamu lakukan dengan bebas bertanggung jawab tanpa tekanan.
Kiranya berbagi tulisan ini membantu sesama wanita untuk terus berani hidup dan memaknai hidup.