UrbanWomen – Aku Tami, 27 tahun, karyawan swasta, di Jawa. Kurang lebih selama 5 tahun, aku berpacaran dengan seorang pria yang gemar selingkuh. Sudah pasti aku sudah sering menyalahkan perselingkuhan ini karena kebodohan yang aku lakukan sendiri. Mantan pacarku ini sudah dua kali berselingkuh. Saat berpacaran dengannya, aku sudah serius menjalani hubungan dengannya. Inilah yang membuat aku berusaha untuk menerima kekurangannya.
Waktu itu dia sedang bekerja di coffee shop dan jabatannya di sana cukup bagus. Memang, saat itu hubungan kami sedang renggang, karena dia terlalu sibuk sedangkan aku memintanya untuk meluangkan waktu bersama. Tak kusangka, ternyata dia berselingkuh dengan salah satu rekan kerjanya. Wanita itu tidak tahu bahwa pacarku sudah memiliki pacar.
Mereka sering jalan bersama dan berkomunikasi. Aku mengetahui hal ini dari handphone pacarku. Aku curiga karena gerak geriknya seperti menyembunyikan sesuatu dariku. Setiap aku meminjam handphone-nya, dia selalu terlihat ketakutan. Setelah aku selidiki, benar saja dia selingkuh. Dia mengaku bahwa saat itu hubungan kami sedang renggang, sehingga dia mencari orang lain sebagai pelampiasan.
Saat itu aku yakin bisa mengubahnya, “Mungkin karena hubungan kami renggang, dia jadi berbuat seperti itu. Aku yakin pasti bisa mengubahnya Aku akan terus mengingatkan untuk tidak mengulangi kesalahan”. Untuk mencegahnya mengulangi lagi dan menuntun dia berubah, aku selalu memantau sosial medianya. Memeriksa DM semua sosial medianya. Aku merasa sangat was-was dan cemas dia melakukannya lagi. Aku berusaha mengubah dirinya, supaya menjadi lebih baik lagi.
Namun, aku merasa apa yang sudah aku lakukan sia-sia saja. Karena perselingkuhan ini terjadi kedua kalinya. Ketika pindah kerja, dia berselingkuh lagi dengan teman kerjanya. Kali ini aku mengetahuinya dari temannya yang mengunggah ke sosial media kebersamaan pacarku dengan selingkuhannya. Rasanya saat itu campur aduk, aku merasa bersalah karena mungkin dia melakukan ini karena kesalahanku juga, dan marah kenapa dia melakukan itu padahal aku sudah mencoba untuk mengubah dan mencegahnya.
Namun, ketika aku bertanya, dia hanya bilang “aku selingkuh sama dia karena ada sesuatu hal yang aku mau, tapi kamu ngga punya sedangkan dia punya” Dari situ, aku mulai merasa lelah jika terus berusaha mengubahnya. Ini membuat aku merasa sangat lelah karena terus ingin mengubah dan mengingatkannya. Padahal, mungkin saja itu sudah menjadi karakternya. Untuk apa aku terus berusaha mengubahnya.
Baca Juga: Rumah Tanggaku Hanya Bertahan Selama 5 Tahun karena Menikahi Lelaki Pelit
Ini sama saja menyiksa diri sendiri, karena dampak dari perselingkuhan yang beberapa kali dia lakukan membuat aku terus menyalahkan diri sendiri dan lelah karena tidak tau lagi apa yang mesti aku lakukan untuk bisa mengubahnya.
Mencoba mengubah pasangan itu tidak semudah membalik telapak tangan. Jangan menyiksa diri sendiri hanya demi mengubah pasangan yang sudah tidak menghargai kita lagi. Masih banyak hal penting lainnya seperti mengembangkan diri sendiri ketimbang berusaha mengubah pasangan yang sudah sangat sulit diubah.
Sumber: 27 tahun, nama disamarkan, di Jawa