Urbanwomen – Mungkin akrab di telinga kita, potongan bait lagu populer yang bilang bahwa “cinta itu kadang-kadang tak ada logika”. Nah hal inilah yang seringkali terjadi pada bucin alias para budak cinta. 

Memangnya, apa sih bucin itu?

Bucin sendiri sebenarnya tidak ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sehingga istilah ini hanyalah bahasa gaul yang disematkan pada orang yang rela melakukan segalanya demi cinta bahkan hal-hal yang di luar logika. Bahkan seorang bucin mau melakukan segalanya tak hanya pada pasangan tapi juga kepada orang yang ia cintai dan belum tentu bisa menjadi pasangannya 

Mungkin beberapa dari Urbanesse ada yang berpikir, “lho, cinta kan memang harus rela memberikan yang terbaik untuk pasangan?”. Betul, namun apakah kamu harus mengorbankan segalanya dan menurunkan kualitas hidupmu? Tentu tidak

Bucin alias budak cinta biasanya rela mengorbankan segalanya. Jangankan ngomongin self love dan membahagiakan diri sendiri, seorang bucin rela mengorbankan perasaannya hanya untuk menyenangkan hati pasangan. Hubungan dengan orang-orang terdekat pun rela terputus jika diminta. Seringkali perilaku bucin menghalangi kesempatan kita untuk berkembang dan bertumbuh. Pada beberapa kasus perilaku bucin bahkan menjerumuskan kita pada perilaku kriminal, lho. 

Sebenarnya kondisi ini bisa terjadi pada semua orang apalagi di masa-masa awal jatuh cinta. Namun sebagian orang bisa kebablasan sehingga menyebabkan perilaku bucin. Anehnya, perilaku ini seringkali diromantisasi bahwa cinta yang tulus memang harus berkorban segalanya. 

Rasa ingin memiliki yang begitu besar, takut ditinggalkan oleh pasangan dan menggantungkan kebahagiaan pada orang lain adalah beberapa sebab yang mendorong perilaku bucin. Disini butuh kesadaran dan orang-orang yang bisa mengingatkan bahwa kamu terlalu berharga untuk mengorbankan kebahagiaanmu sendiri. Pilihlah keputusan yang baik untuk hidupmu, karena hidup cuma sekali sehingga gunakanlah dengan sebaik-baiknya untuk tumbuh dan berkembang ya, Urbanesse!